Pagi ini embun masih membasahi jendela kamarku
setelah hujan deras yang mengguyur daerah sekitar rumahku. “Vany...ayo cepat
bangun sudah siang, sekolah tidakk!!!” teriakan ibuku yang terus memanggil-manggil
namaku tak ku hiraukan. Tubuh ini terasa berat untuk bangkit dari tempat tidur
setelah semalaman mengerjakan tugas dari Bu Aini guru fisika di sekolahku SMA 1
CITRA BANGSA. Baru 10 menit kemudian aku beranjak keluar dari kamar dengan tak semangat aku menuju kamar mandi dan
menyiapkan segala sesuatunya. Entah apa yang ada di benakku, hingga aku merasa
ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Mungkin aku teringat sama Niko cowok yang
pernah mengisi hatiku, tapi sekarang dia sudah meninggalkanku saat aku masih
cinta sama dia. ”Sudahlah Van kamu itu nggak usah mikirin Niko lagi, dia kan sudah
pergi dari hidupmu.” kataku dalam hati.
30
menit kemudian aku tiba disekolah. “Van, kamu kenapa masih pagi begini kok
cemberut saja?” tanya Rani teman sebangkuku dan juga sebagai sahabatku.
“Hmm..nggak kenapa-kenapa kok Ran, aku cuma lagi badmood saja.”
“Kamu
ada masalah ya Van, cerita dong sama aku siapa tau aku bisa bantu kamu?”
“Nggak
ada masalah kok Ran, Mungkin aku kecapekan aja semaleman kan aku mengerjakan tugas
fisika.”jawabku singkat. Aku masih enggan untuk cerita sama Rani, karena aku nggak
mau bikin Rani ikut-ikutan pusing mikir masalahku. Aku hanya terdiam dan terus
memikirkan Niko. Aku nggak tau, kenapa aku terus mikirin Niko, awalnya aku sudah
terbiasa setelah menjalani hidup ini sendiri tetapi setelah tadi malam aku dapat
telfon dari Andre temanya Niko dan bilang kalau Niko sudah punya pacar baru
lagi, mungkin itu yang membuatku terus memikirkan Niko. Sampai bel pulang
sekolah pun aku masih terdiam dan nggak seperti biasanya.
*Keesokan
harinya*
“Van kamu kenapa sih kok sekarang jadi
pendiam gini? Kamu kan crewet biasanya?” pertanyaan yang sama yang terucap dari
Rani setiap pagi padaku. “Niko Ran..” aku langsung cerita saja sama Rani
daripada aku memendam semuanya ini. “Kenapa Niko? Kamu balikan sama dia Van?”
“Balikan?
Justru sebaliknya Ran, Niko sekarang udah punya pengganti aku, setelah dia
ninggalin aku karena menurutnya aku nggak pengertian sama dia, aku selalu marah
sama dia, ya jelas Ran dia terlalu sibuk sama kuliahnya.”
“Sabar
ya Van..memang siapa sih pacarnya Niko sekarang?” tanya Rani.
“Itu
dia Ran yang bikin aku jadi nggak semangat kaya gini, kamu kan tau aku masih
cinta sama Niko, dan aku juga nggak tau siapa pacarnya dia sekarang. Aku tau
ini saja dari Andre.” Jawabku.
“Eh
Van maaf ya aku ke toilet dulu sebentar, nanti diterusin lagi.” ucap Rani
dengan terburu-buru ke toilet. Tiba-tiba ponsel milik Rani yang tertinggal di
atas meja bergetar, dan telah menerima satu pesan dari Putra yang dilengkapi
dengan nomor kontaknya sekaligus. Tapi..tiba-tiba aku tercengang setelah
melihat nomor kontak tersebut yang tak lain adalah nomor kontak dari Niko, aku
hafal betul nomor kontak Niko tapi aku masih heran kenapa Rani menyimpannya
dengan nama Putra? tanyaku dalam hati. Aku nggak berani membuka pesan itu dan aku
kembalikan di posisi semula, aku akan menanyakannnya langsung sama Rani. tapi
hingga bel pulang sekolah berbunyi aku belum sempat menanyakan hali itu pada
Rani.
Hingga esok harinya aku masih penuh tanda
tanya besar tentang hal itu, dan aku harus segera bertanya sama Rani.
Disela-sela jam istirahat aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada
Rani. “Ran aku boleh tanya sesuatu nggak? Tapi kamu harus jawab jujur demi
persahabatan kita.”
“Tanya
apa Van..pastilah aku jawab jujur?”
“Emmm..maaf
ya Ran aku kemarin nggak sengaja lihat ponsel kamu waktu kamu ke toilet, aku
lihat ada pesan dari Putra tapi nggak aku buka kok pesannya, yang aku pengen
tanyakan sama kamu Putra itu siapa sih Ran??”tanyaku sedikit gugup
“Oh
nggak apa-apa kok Van, Putra itu pacarku Van maaf ya aku belum sempat ngenalin
dia sama kamu. Memangnya kenapa Van sama Putra?”
“Pacar
kamu Ran?? Tapi kamu yakin itu Putra?” jawabku spontan.
“Iya
Putra Van, memang ada apa sih Van?”tanya Rani heran
“Tapi
kan itu jelas-jelas nomor kontaknya Niko Ran?”
“Niko?
Niko pacar kamu dulu? Bukanlah Van dia itu Putra bukan Niko.”bantah Rani
“Jangan
bilang kalau nama lengkapnya Niko Saputra Ran?”
“Loh
itu kan memang nama lengkapnya Putra Van?”
Hatiku
tak kuasa setelah mendengar pernyataan dari Rani. Kita sama-sama bingung dengan
keadaan ini. Ternyata pacar Niko sekarang adalah Rani sahabatku sendiri. Rani
pun tidak mengetahui kalau Putra itu adalah Niko.Kita berdua sama-sama tidak
tahu dan kita berdua mencintai orang yang sama. Awalnya aku berat menerima
kenyataan ini tapi demi persahabatanku dengan Rani aku rela jika sekarang Niko
milik Rani. Akan tetapi, pada akhirnya Rani lebih memilih untuk rela
meninggalkan Niko dan mempertahankan persahabatan kita.
Unsur
Intrinsik
·
Tema : Percintaan
·
Judul
: Rela
Untuk Dia
Latar
tempat : - kamar
-
sekolah
-
kelas
Latar Suasana
: Menyedihkan
Latar Waktu : Pagi hari
Tokoh : - Vany
-
Rani
- Niko / Putra
Watak
-
Vany :
Baik,
setia, merelakan orang yang di cintai demi persahabatan
-
Rani :
Baik, setia, merelakan orang yang di
cintai demi persahabatan
-
Niko / Putra :
Ikut-ikutan
Alur
: Alur Maju
Sudut pandang : Orang pertama
Amanat :
Dalam
hidup ini pasti ada pilihan, jadi pilihlah
pilihan itu matang-matang jangan
sampai menyesal
di kemudian hari.
Oleh :
Ervina
Endyasari (12 / X.2)
Animated by : www.faktakita.com
absen, kang! mamphir baca... kalo bs kode verifikasinya diilangin aja dong, ane surfer hp kadang kesulitan buat komen. :)
BalasHapusiya gan :)
Hapusterima kasih sarannya :)
Pasti akan secepatnya saya laksanakan :)
Keep blogging
makasih, saran ane dah di kabulkan... hehe
BalasHapusiyaa gan :)
BalasHapussaran bagus yaa harus epat dilaksanakan..
hahaa