Laman

Senin, 16 Januari 2012

Rela Untuk Dia

       Pagi ini embun masih membasahi jendela kamarku setelah hujan deras yang mengguyur daerah sekitar rumahku. “Vany...ayo cepat bangun sudah siang, sekolah tidakk!!!” teriakan ibuku yang terus memanggil-manggil namaku tak ku hiraukan. Tubuh ini terasa berat untuk bangkit dari tempat tidur setelah semalaman mengerjakan tugas dari Bu Aini guru fisika di sekolahku SMA 1 CITRA BANGSA. Baru 10 menit kemudian aku beranjak keluar dari kamar dengan  tak semangat aku menuju kamar mandi dan menyiapkan segala sesuatunya. Entah apa yang ada di benakku, hingga aku merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Mungkin aku teringat sama Niko cowok yang pernah mengisi hatiku, tapi sekarang dia sudah meninggalkanku saat aku masih cinta sama dia. ”Sudahlah Van kamu itu nggak usah mikirin Niko lagi, dia kan sudah pergi dari hidupmu.” kataku dalam hati.


  30 menit kemudian aku tiba disekolah. “Van, kamu kenapa masih pagi begini kok cemberut saja?” tanya Rani teman sebangkuku dan juga sebagai sahabatku. “Hmm..nggak kenapa-kenapa kok Ran, aku cuma lagi badmood saja.”

“Kamu ada masalah ya Van, cerita dong sama aku siapa tau aku bisa bantu kamu?”

“Nggak ada masalah kok Ran, Mungkin aku kecapekan aja semaleman kan aku mengerjakan tugas fisika.”jawabku singkat. Aku masih enggan untuk cerita sama Rani, karena aku nggak mau bikin Rani ikut-ikutan pusing mikir masalahku. Aku hanya terdiam dan terus memikirkan Niko. Aku nggak tau, kenapa aku terus mikirin Niko, awalnya aku sudah terbiasa setelah menjalani hidup ini sendiri tetapi setelah tadi malam aku dapat telfon dari Andre temanya Niko dan bilang kalau Niko sudah punya pacar baru lagi, mungkin itu yang membuatku terus memikirkan Niko. Sampai bel pulang sekolah pun aku masih terdiam dan nggak seperti biasanya.

 *Keesokan harinya*
     “Van kamu kenapa sih kok sekarang jadi pendiam gini? Kamu kan crewet biasanya?” pertanyaan yang sama yang terucap dari Rani setiap pagi padaku. “Niko Ran..” aku langsung cerita saja sama Rani daripada aku memendam semuanya ini. “Kenapa Niko? Kamu balikan sama dia Van?”

“Balikan? Justru sebaliknya Ran, Niko sekarang udah punya pengganti aku, setelah dia ninggalin aku karena menurutnya aku nggak pengertian sama dia, aku selalu marah sama dia, ya jelas Ran dia terlalu sibuk sama kuliahnya.”

“Sabar ya Van..memang siapa sih pacarnya Niko sekarang?” tanya Rani.

“Itu dia Ran yang bikin aku jadi nggak semangat kaya gini, kamu kan tau aku masih cinta sama Niko, dan aku juga nggak tau siapa pacarnya dia sekarang. Aku tau ini saja dari Andre.” Jawabku.

“Eh Van maaf ya aku ke toilet dulu sebentar, nanti diterusin lagi.” ucap Rani dengan terburu-buru ke toilet. Tiba-tiba ponsel milik Rani yang tertinggal di atas meja bergetar, dan telah menerima satu pesan dari Putra yang dilengkapi dengan nomor kontaknya sekaligus. Tapi..tiba-tiba aku tercengang setelah melihat nomor kontak tersebut yang tak lain adalah nomor kontak dari Niko, aku hafal betul nomor kontak Niko tapi aku masih heran kenapa Rani menyimpannya dengan nama Putra? tanyaku dalam hati. Aku nggak berani membuka pesan itu dan aku kembalikan di posisi semula, aku akan menanyakannnya langsung sama Rani. tapi hingga bel pulang sekolah berbunyi aku belum sempat menanyakan hali itu pada Rani.

     Hingga esok harinya aku masih penuh tanda tanya besar tentang hal itu, dan aku harus segera bertanya sama Rani. Disela-sela jam istirahat aku mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada Rani. “Ran aku boleh tanya sesuatu nggak? Tapi kamu harus jawab jujur demi persahabatan kita.”

“Tanya apa Van..pastilah aku jawab jujur?”

“Emmm..maaf ya Ran aku kemarin nggak sengaja lihat ponsel kamu waktu kamu ke toilet, aku lihat ada pesan dari Putra tapi nggak aku buka kok pesannya, yang aku pengen tanyakan sama kamu Putra itu siapa sih Ran??”tanyaku sedikit gugup

“Oh nggak apa-apa kok Van, Putra itu pacarku Van maaf ya aku belum sempat ngenalin dia sama kamu. Memangnya kenapa Van sama Putra?”

“Pacar kamu Ran?? Tapi kamu yakin itu Putra?” jawabku spontan.

“Iya Putra Van, memang ada apa sih Van?”tanya Rani heran

“Tapi kan itu jelas-jelas nomor kontaknya Niko Ran?”

“Niko? Niko pacar kamu dulu? Bukanlah Van dia itu Putra bukan Niko.”bantah Rani

“Jangan bilang kalau nama lengkapnya Niko Saputra Ran?”

“Loh itu kan memang nama lengkapnya Putra Van?”

  Hatiku tak kuasa setelah mendengar pernyataan dari Rani. Kita sama-sama bingung dengan keadaan ini. Ternyata pacar Niko sekarang adalah Rani sahabatku sendiri. Rani pun tidak mengetahui kalau Putra itu adalah Niko.Kita berdua sama-sama tidak tahu dan kita berdua mencintai orang yang sama. Awalnya aku berat menerima kenyataan ini tapi demi persahabatanku dengan Rani aku rela jika sekarang Niko milik Rani. Akan tetapi, pada akhirnya Rani lebih memilih untuk rela meninggalkan Niko dan mempertahankan persahabatan kita.

Unsur Intrinsik 

·         Tema                              :  Percintaan

·         Judul                              :  Rela Untuk Dia

Latar  tempat                :  - kamar
                                           -    sekolah
                                           -   kelas

Latar  Suasana             :  Menyedihkan

 Latar  Waktu                :  Pagi hari

Tokoh                            :  - Vany
                                                -    Rani
                                                -  Niko / Putra
            
Watak

-   Vany                            :  
Baik, setia, merelakan orang yang di cintai demi persahabatan

-   Rani                              :  
Baik, setia, merelakan orang yang di cintai demi persahabatan

-   Niko / Putra               :  Ikut-ikutan

    Alur                                :  Alur Maju

Sudut pandang            :  Orang pertama

 Amanat                          :  
Dalam hidup ini pasti ada pilihan, jadi pilihlah        
                                                pilihan itu matang-matang  jangan sampai menyesal   
                                                di kemudian hari.

Oleh  :
Ervina Endyasari (12 / X.2)
Animated by : www.faktakita.com


4 komentar:

  1. absen, kang! mamphir baca... kalo bs kode verifikasinya diilangin aja dong, ane surfer hp kadang kesulitan buat komen. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya gan :)
      terima kasih sarannya :)
      Pasti akan secepatnya saya laksanakan :)

      Keep blogging

      Hapus
  2. makasih, saran ane dah di kabulkan... hehe

    BalasHapus
  3. iyaa gan :)
    saran bagus yaa harus epat dilaksanakan..
    hahaa

    BalasHapus