Langit cerah sore hari di Bandung seolah bertambah ceria dengan
suara Alexandra Libra yang tengah merapikan bunga lily yang berjejer di sisi
kanan toko sembari mendendangkan lagu.Mahasiswi jurusan Sastra Jerman,semester
2 yang sedang tidak ada jadwal untuk kuliah pada hari itu memilih menghabiskan
waktunya untuk membantu mengelola toko bunga keluarganya.
“Aku tak tahu kau
bisa bernyanyi,Libra.”
Libra membalikkan
badannya,kaget mendengar suara yang amat dikenalnya bergaung di toko bunganya itu.”Ya Tuhan,…Leo! Kau ngagetin deh!”,seru gadis itu sambil mengelus
dadanya.Leo adalah sahabat Libra,mahasiswa jurusan Businnes Management yang
sudah sampai semester 4,karena program akselerasi yang dijalaninya.
“Kau saja yang
terlalu asyik berkutat dengan bunga,sampai nggak dengar loncengnya.”,kata Leo
merujuk pada lonceng yag diletakkan pada pintu masuk penanda pelanggan masuk.
“Mau apa kau
kesini?”,tanya Libra.
“Beli sepatu.”,jawab
Leo asal.
Libra memutar
matanya,”Oh,lucu sekali.”
“Leo tidak menanggapi.Ia
berjalan menuju meja kasir dan bersandar padanya.”Kau dapat salam dari Sagita,Libra.”
Suara datar Leo sukses membuat Libra menghentikan
gerakannya mendekati Leo.Libra menatap Leo.”Kapan kau bertemu dengan
Sagita?Dia…di Bandung?”,tanya Libra.Leo mengangguk”Ia tiba kemarin malam.Kami
bertemu di cafe biasa.”,jawab Leo.
Libra menggigit bibir bawahnya,ada rasa tak nyaman
mengusik hatinya.Libra selalu mengelak bahwa Sagita mendapat posisi spesial di
kehidupan Leo.Sespesial apa posisinya Libra tak tahu.Sagita sendiri adalah
kakak kelas Libra saat SMA.Dia pindah ke luar kota saat kelas 3,mengikuti
ayahnya yang dipindah tugaskan.
“Leo…”
“Hm…?”
Libra menurunkan pandangannya.”Ada…adakah wanita yang kau
sukai?Lebih dari teman,maksudku…”
Libra melihat dari sudut pandangannya Leo
mengernyit,tapi ia tak menjawab.Menghela
nafas,Libra menggelengkan kepalanya,beranjak menuju belakang meja kasir dan
berkata,”Sudahlah,lupakan.”
Libra merapihkan katalog-katalog di atas meja kasir.Salah
ia bertanya pada seorang Leo.Orang yang
selalu malas menjalin hubungan.Orang yang mengatakan bahwa wanita adalah
makhluk Tuhan paling merepotkan.
“Bisa kau buatkan rangkaian bunga,Libra?”
“Ha? …Apa?”
“Buatkan buket bunga…atau daun?”Leo berkata dengan ragu,menunjukkan
segenggam daun clover di tangannya.
Libra mengedip-ngedipkan matanya,”Kau mau memberikan
bunga untuk seseorang Leo? Perempuan?”
Leo terdiam
sejenak kemudian mengangguk.
Libra menepis rasa cemburu dalam hatinya dan menaata
bibirnya untuk tersenyum.
“Hmm…Aku tak pernah menyangka seorang Leo bisa menyukai
seseorang,bahkan mengirimkannya bunga.Dan gadis beruntung ini adalah?”
“Kau bertindak merepotkan,Libra.”
Libra menghela nafas.Ia kemudian beranjak mendekati rak
bunga.Mengirim bunga untuk seseorang ,pastilah gadis ini adalah orang yang
spesial bagi Leo.”Menyedihkan sekali bukan,dirinya?Saat ia mulai menganggap Leo
lebih dari sahabat,jenius satu itu malah memiliki perasaan pada orang lain.
Libra menggelengkan kepalanya pelan,berusaha
profesional,sebagai pemilik toko.”Leo,aku nggak mungkin membuat clover sebagai
utamanya.Bagaimana kalau clover-clover ini di sandingkan dengan bunga lain?Tenang
aku akan membuat clover-nya tetap menonjol.”
“Terserah kau saja.”
“Libra merangkaikan bunga hydrangea,forget-me-not,dan
clover.Libra bekerja dalam diam.Tipikal Leo,ia juga diam dan hanya menatap
langit sembari menunggu Libra merangkai bunga.Dalam hati Libra berharap bahwa
orang spesial itu adalah dia,Alexandra Libra.
“Selesai.”,ujar Libra lima menit kemudian.”Bagimana,bagus
tidak?”,tanya Libra.
“Hn,terima kasih ,”ujar Leo sambil menyerahkan beberapa
lembar uangnya untuk membayar.
Libra menerima uang dari Leo.”Untuk siapa,sih? Kau tahu
arti clover,kan? Salah-salah ia bisa salah paham,Leo.”
Mata Leo mengawasi Libra.” ’Keberuntungan’ ,bukan?”
“Yap, salah satunya.”
Leo lalu mengambil selembar kertas,mengambil pensil dan
mulai menulis,dilipatnya kertas itu lalu menyodorkannya pada Libra.
“Kirimkan ke alamat ini.”
“Kenapa tidak kau saja?”
“Itu merepotkan Libra.”,jawab Leo.
“Aku harus ke kampus,Libra.Sampai jumpa.”
“Libra tersenyum dan balas melambikan tangannya.
~o0o~
Libra mengantarkan pesanan –pesanan bunga
pelanggan,termasuk pesanan Leo.Tapi dia memilih mengantarkan lebih dulu bunga-
bunga pesanan lain.
“Lucu sekali.Aku merangkaikan bunga untuk
sainganku.”,kata Libra. Ia membuka lipatan kertas yang diberikan Leo.”Daerah
pusat kota,eh?”
Libra meneruskan perjalanannya ke pusat
kota.”Menyedihkan, Libra.”,ujarnya.”Kisah cintamu benar –benar menyedihkan.”
Kali ini Libra telah sampai di pusat kota.Ia merasa tak
asing dengan alamat yang dituliskan Leo.
Dan tibalah ia di depan alamat tersebut.Yang membuatnya
mengedipkan mata dan menguceknya berkali-kali dan memandang bolak balik kertas
alamat itu.
“Ini kan rumahku!”
“Libra mengamati kertas ditangannya lekat-lekat dan
mendapati ada lipatan lain pada kertas itu,ada tulisan Leo,di tulis dengan
ukuran yang lebih kecil.Libra membacanya.Membacanya lagi dan membacanya lagi.
Meraih bunga pemberian Leo,Libra segera pergi menuju kampus.
~Aku tahu salah satu arti
clover ‘keberuntungan’,tapi yang kumaksud adalah, ‘Jadilah Milikku’,Libra~
-Leo
Unsur Intristik
Tema: Ucapanku Harapanku
Tokoh:~Libra:baik,pemalu,rajin.
~Leo:humoris,pintar,dewasa.
~Sagita:baik,pintar,ramah.
Alur:Maju
Sudut Pandang:pegarang
berada di luar cerita.
Latar Waktu:sore hari
Latar Tempat:toko
bunga,rumah Libra
Latar Suasana:khawatir,putus asa,tegang,bingung.
Amanat:
~Janganlah malu
mengakui perasaan.
~Jangan sia-siakan
kesempatan yang ada.
~Jangan curiga kepada
orang lain.
~Berharaplah dan
bermimpilah,dengan usaha kelak keinginan itu akan berhasil.
~END~
Nama : Fajrina Zata Y. Lovelia
No:13/X2
Animated by : www.faktakita.com
Saya suka sama bunganya, terutama bonzai ... :)
BalasHapusMadhek@ walah, suka bunganya yaa..??
BalasHapusAku kira suka cerpennya..
ahaha