Sesampainya di sekolah sudah banyak anak yang tiba. Banyak
wajah-wajah baru di sekolah karena hari ini adalah hari pertama siswa baru
kelas VII masuk untuk mengikuti MOS.Pukul 07.45 bel pun berbunyi semua murid
berkumpul di lapangan untuk mengikuti upacara rutin hari Senin sekaligus
upacara pembukaan MOS. Reka dan teman-temannya pun segera menuju
lapangan.Sekitar 45 menit upacara pun berakhir,semua dipersilahkan kembali ke
kelas kecuali pengurus OSIS dan siswa baru kelas VII.Reka tidak menjadi
pengurus OSIS maka ia pun kembali ke kelas bersama teman-temannya.
Di
dalam kelas Reka bergurau bersama teman-temannya.Tiba-tiba salah satu teman
Reka masuk ke kelas dan berkata,”Ah,aku nanti belum bisa pulang.” Siswa itu
adalah Faris teman Reka yang menjadi salah satu pengurus OSIS. Reka segera
menghampirinya dan berkata,”Kenapa memang ? Kamu dapat tugas mengisi acara MOS
tahun ini ? ” “Hmm....... ya !”,jawab Faris. Kemudian Reka justru mengejeknya
“Ha ha kasihan, aku nanti lebih awal pulangnya daripada kamu.” “Huh.Tak apa lah
!”,kata Faris. Tiba-tiba terdengar sebuah pengumuman,”Assalamualaikum Wr Wb.
Pengumuman.Pengumuman diberitahukan kepada seluruh pengurus OSIS yang menjadi
panitia MOS tahun ini agar berkumpul di lapangan basket dan membantu siswa baru
kelas VII untuk merapikan kelas mereka.” Reka pun segera mengejek Faris lagi
“Wah baru saja diperbincangkan,sekarang kamu disuruh kembali lagi.Kasihan nanti
kamu tidak pulang pagi !” Faris pun segera berkata,“Ah.. nanti saja aku ke
lapangan basket.Lapangan basket kan dekat hanya barat kelas kita.” Memang benar
lapangan basket berada tepat di barat kelas Reka dan Faris.Namun seharusnya
Faris segera menuju ke lapangan basket karena sudah ada panggilan dari pembina
OSIS.
Di
lapangan basket beberapa pengurus OSIS sudah berkumpul.Ada satu orang yang
belum hadir,tentu saja itu Faris.Karena menunggu Faris sudah terlalu lama maka
semua pengurus OSIS pun segera membagi tugas dan menuju ke kelas bagian mereka
masing-masing. Beberapa orang pengurus OSIS ditugaskan untuk menjaga kelas VII
A-E.Kelas ini berada tepat di samping kelas Faris.Pengurus OSIS yang melihat
Faris saat akan masuk ke kelas VII A-E segera menegur Faris “Hey, Faris kenapa
kamu masih disini.Ayo cepat bantu kita!”,kata dua orang perempuan dan seorang
laki-laki serentak. “Ah,ya ya aku akan keluar.Kalian duluan saja.”,kata Faris.
Kemudian dua orang perempuan dan seorang laki-laki tadi pergi. Faris mengambil
tasnya dan bersiap-siap untuk keluar kelas. Reka pun segera berkata sebelum
Faris keluar,“Ris,perempuan tadi siapa ?” “Yang mana ? Mereka tentunya pengurus
OSIS lah,bagaimana kamu ini ?” “Huh bukan begitu.Maksudku perempuan yang paling
barat tadi namanya siapa ?”,kata Faris.
“Ooo.. siapa ya aku lupa namanya. He he.” “Huh bagaimana kamu ini
?”,gerutu Reka. ”Maaf aku lupa.Aku keluar dulu,sebelum dimarahi lagi.Sampai
jumpa.”,kata Faris. “Ya sudah.Cepat sana!”,jawab Reka.
Sesaat
setelah Faris keluar.Ada seorang teman Reka berkata,”Namanya Mitha.” “Apa
?”,sahut Reka.Teman Reka yang bernama Alif tadi mengulangi
perkataannya,”Namanya Mitha ?”. Reka segera menghampiri Alif.Reka bertanya pada
Alif bagaimana dia bisa tahu.Alif ternyata adalah tetangga Mitha pengurus OSIS
yang tadi menegur Faris.Entah mengapa Reka begitu senang setelah mengetahui
nama perempuan tadi.Reka kembali ke tempat duduknya dan terus memikirkan
perempuan tadi.Lama ia melamun tanpa disadari peremuan tadi ternyata ada di
kelas VII B tepat di samping kelasnya.
Reka
pun sangat terkejut.Mitha ternyata ada tak jauh darinya.Melalui jendela kelas
yang besar ia dapat melihat Mitha dengan jelas.Faris ternyata juga sekelas
bersama Mitha.Reka yang melihat Faris segera memanggilnya,”Ris !” Faris segera
berlari keluar kelas dan menghampiri Reka yang duduk di dekat
jendela.”Hey,kenapa ?”,tanya Faris.
“Tidak,tidak ada apa-apa.Aku hanya memaggil saja.Eh Mitha sekelas dengan
kamu ternyata.”,jawab Reka. “Oh,ya aku juga baru tahu kalau bertugas sekelas
dengannya dan aku baru ingat namanya Mitha.Maaf ya !”,kata Faris. ”Ah,tidak
masalah yang penting sekarang aku sudah tahu namanya.” “Hmm..kamu suka Mitha ya
?”,goda Faris. “Ah,aku juga belum tahu.Ya sudah kembali bertugas saja
kamu.”,kata Reka dengan sedikit malu. “Ya,baiklah.”,jawab Faris sambil berjalan
kembali ke kelas VII B meninggalkan Reka yang duduk di dekat jendela.
Mitha
yang ada di dalam kelas memberi petunjuk dan pengarahan kepada siswa baru kelas
VII.Suaranya terdengar sampai ke kelas Reka.Karena kelas Reka dan kelas VII
dimana tempat Mitha sedang bertugas cukup dekat mungkin hanya berjarak 5
langkah dari kelas Reka.Suasana di kelas tempat Mitha bertugas terlihat
menyenangkan dan mengasyikkan.Sesekali Mitha mengajak siswa baru
bercanda.Setelah membagikan selembaran janji siswa untuk dihafalkan,Mitha dan
rekan pengurus OSIS lainnya mengajak murid baru untuk bermain.Permainannya
dengan membacakan janji siswa.Ketika janji siswa dibacakan siswa memberikan
sebuah benda dari satu teman ke teman lainnya dengan hati-hati dan tidak boleh
dilempar.Ketika pembacaan janji siswa berhenti maka benda yang diberikan dari
satu anak ke anak lainnya tadi juga harus berhenti.Anak yang mendapatkan benda
saat pembacaan janji siswa selesai maka harus maju ke depan.Mereka harus mau
mematuhi kata-kata kakak OSIS.Mitha mulai membacakan janji siswa,permainan pun
dimulai.Semua tampak gembira mengikuti permainan yang diberikan oleh
Mitha.Tanpa sepengetahuan Mitha,Reka mengamatinya terus dari jendela.Mitha
tidak sadar kalau selama ia ada di kelas itu ia diamati oleh Reka.Mungkin
karena ia terlalu fokus pada tugasnya maka ia tak memperhatikan sekelilingnya.
Saat
Faris yang memilih seorang siswa untuk maju ke depan,Reka dan teman-temannya
dari dekat jendela berteriak,“Ris,carikan yang cantik !” Mitha yang mendengar
kata-kata itu segera menoleh dan melihat ternyata yang berteriak teman
Faris.Mitha hanya menolehkan kepala sebentar dan kembali melanjutkan
pekerjaanya. Faris membalas teriakan teman-temannya,”Ya.Tenang saja.” Mitha
terlihat terganggu dengan teriakan kawan-kawan Faris,dan termasuk Reka yang
juga ikut berteriak.Diam-diam setelah beberapa lama memperhatikan Mitha
ternyata Reka jatuh cinta kepadanya.
Sehari
di sekolah tanpa ada pelajaran telah dilalui Reka.Sekitar pukul 11.00 ia pulang
sekolah.Di rumah ia terus terbayang-bayang wajah Mitha.Ia selalu memikirkan
Mitha.Sampai akhirnya ia menemukan sebuah ide.Reka mencari informasi tentang
Mitha melaui Alif.Ia segera menelpon Alif.Reka menanyakan semua tentang Mitha
pada Alif,tentang alamat rumahnya,kelas IX apa dia,keluarganya bagaimana sampai
nomor teleponnya.Namun saat Reka menanyakan nomor telepon Mitha,Alif tidak bisa
menjawab karena ia tidak punya nomor telepon Mitha.Reka merasa
kecewa.Perbincangannya dengan Alif selesai.Ia memikirkan lagi bagaimana cara
agar dia bisa mendapatkan nomor telepon Mitha.Setelah lama berpikir ia teringat
tetangganya yang bernama Riski.Ia baru sadar bahwa Riski adalah teman sekelas Mitha.Segera
ia pergi ke rumah Riski.Rumahnya cukup dekat dari rumah Reka.Sampai di rumah
Riski,Reka segera menanyakan tentang Mitha pada Riski.Apa benar Mitha adalah
teman sekelas Riski dan apakah ia mempunyai nomor telepon Mitha. Ternyata benar
Riski adalah teman sekelas Mitha dan ia juga punya nomor telepon Mitha.Reka
sangat senang sekali.Reka meminta agar Riski memberikan nomor telepon Mitha
padanya.Karena Reka adalah teman Riski sejak kecil maka ia memberikan nomor
telepon Mitha padanya.Setelah mendapatkan nomor telepon Mitha ia segera pulang
ke rumah.
Di
rumah segera ia mengirim pesan pada nomor yang telah diberikan Riski tadi.Satu
jam menunggu belum ada balasan.Reka mencoba lagi mengirim pesan pada nomor
Mitha itu namun juga tidak ada balasan.Ia coba menelpon nomor itu.Benar nomor
itu masih aktif namun tidak ada satupun yang mengangkat telepon darinya.Ia
mencoba lagi mengirim pesan.Setelah menunggu beberapa jam kemudian akhirnya ada
balasan dari Mitha.Awalnya Mitha sangat tidak suka dengan nomor baru yang terus
menelponnya.Namun setelah Reka mengirim pesan lagi dan menjelaskan semuanya
Mitha menjadi lebih nyaman.Mungkin ini karena ia menghargai pesan yang dikirim
oleh temannya satu sekolah walaupun ia belum tahu pasti siapa orang yang
mengirimkan pesan padanya.
Awalnya
Mitha sama sekali tak mengenal Reka.Setelah beberapa hari berjalan akhirnya
Mitha tahu siapa dan bagaimana Reka.Sebenarnya Reka dan Mitha sering
berpapasan,namun dahulu Mitha tak menyadarinya karena ia belum mengenal Reka.Mereka
berdua semakin hari semakin akrab.Tak pernah diduga ternyata ia bisa sangat
akrab dengan Mitha.
Suatu
hari setelah pulang sekolah Reka memberanikan diri menyatakan perasaannya
kepada Mitha.Mitha sama sekali tak
menyangka pertemanannya dengan Reka akan menjadi seperti ini.Mitha merasa sangat
terkejut saat Reka menyatakan perasaannya kepada Mitha.Suatu jawaban yang tak
terduga yang tak pernah terpikirkan oleh Reka sebelumnya.Hanya satu kata yang
saat itu dikatakan Mitha “Maaf”. Ternyata Mitha menolak cinta Reka.Ia tak
menjelaskan mengapa ia menolak cinta Reka.Sungguh betapa sakitnya hati Reka.Bagai
dunia ini hancur.Bagai Matahari tak mau
bersinar.Terasa semua sunyi,gelap tanpa ada cela.Hati Reka hancur
berkeping-keping.Ia tak menyangka semua usahanya akan berakhir sia-sia.Sejak
saat itu hubungan Reka dan Mitha berangsur menghilang.Tak ada komunikasi lagi
antara mereka.Jika mereka bertemu pun tak ada yang saling menyapa.
Sungguh
sampai saat ini Reka belum bisa melupakan Mitha.Dalam hatinya masih teringat
selalu wajah Mitha. Namun semua tak mungkin,Reka tak berani mencoba lagi.Ia
takut bila hatinya sakit lagi.
Oleh : Damayanti Hari Mafiroh
X.2 / 09
Animated by : www.faktakita.com
salam singgah baca-baca di sini..terima kasih.
BalasHapusIya gan :)
Hapusterima kasih balik ^^
Keep blogging
lagi jalan2 skalian mampir, kang! keren cerpennya, jd bca ampe khatam, deh...
BalasHapusiyaa gan :)
Hapushaha, karya anak bangsa itu :)