Hai
teman semua, masih bersama Stanley Wijaya dalam website kesayangannya yaitu www.faktakita.com yang akan selalu menemani
kalian semua di waktu yang ada. Dalam postingan kali ini, saya akan membahas
tentang berbagai cara yang bisa menjadi
alternatif kita ketika terkena rasa malas ketika belajar. Nah, ingin tahu lebih
lengkapnya??? Check this out !!!
Malas
adalah penyakit mental. Siapa dihinggapi rasa malas, sukses pasti jauh dari gapaian. Rasa
malas diartikan sebagai keengganan seseorang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya
atau sebaiknya dia lakukan. Masuk dalam keluarga besar rasa malas adalah menolak
tugas, tidak disiplin, tidak tekun, rasa sungkan, suka menunda sesuatu, mengalihkan
diri dari kewajiban, dan lain-lain. Jika keluarga besar dari rasa malas ini
mudah sekali muncul dalam aktivitas sehari-hari kita, maka dijamin kinerja kita
akan jauh menurun. Bahkan bisa jadi kita tidak pernah bisa mencapai sesuatu
yang lebih baik sebagaimana yang kita inginkan.
Rasa
malas sejatinya merupakan sejenis penyakit mental. Mengapa disebut penyakit mental?
Disebut demikian karena akibat buruk dari rasa malas memang sangat merugikan. Siapa
pun yang dihinggapi rasa malas akan kacau kinerjanya dan ini jelas-jelas sangat
merugikan. Sukses dalam karir, bisnis, dan kehidupan umumnya tidak pernah
datang pada orang yang malas. Masyarakat yang dipenuhi oleh individu-individu yang
malas tidak jelas tidak akan pernah maju.
Rasa
malas juga menggambarkan hilangnya motivasi seseorang untuk melakukan pekerjaan
atau apa yang sesungguhnya dia inginkan. Rasa malas bisa ditanggulangi baik
lewat diri pribadi maupun lewat lembaga formalitas.
Baik,
langsung saja kita mulai dengan cara menanggulanginya dari diri kita pribadi
masing-masing.
Orang
yang malas biasanya tidak memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kehidupan yang
lebih baik. Sementara orang yang tidak memiliki motivasi biasanya tidak
memiliki tujuan-tujuan hidup yang pantas dan layak untuk diraih. Dan orang yang
tidak memiliki tujuan-tujuan hidup, biasanya sangat jarang bahkan mungkin tidak
pernah menuliskan resolusi atau komitmen-komitmen pencapaian hidup. Di sinilah
pangkal persoalannya. Tanpa tujuan, resolusi, atau komitmen-komitmen pencapaian
hidup, maka seseorang hanya bergerak secara naluriah dan sangat rentan diombang-ambingkan
situasi di sekelilingnya. Posisi seperti ini membuatnya menjadi pasif, menunggu,
tergantung pada situasi, dan cenderung menyerah pada nasib. Dalam keadaan seperti
ini, tidak akan ada motivasi untuk meraih atau mencapai sesuatu. Tidak adanya sumber-sumber
motivasi hidup menyebabkan kemalasan. Supaya motivasi muncul, seseorang harus
berani memutuskan tujuan- tujuan hidupnya.
Menurut
Andrias Harefa dalam bukunya Agenda Refleksi dan Tindakan Untuk Hidup Yang Lebih
Baik (GPU, 2004), dia harus membuat komitmen atas apa saja yang ingin
diselesaikan, dicapai, dimiliki, dilakukan, dan dinikmati (disingkat
secamilanik). Contoh komitmen; “pada ulang tahun yang ke …. saya sudah harus
menyelesaikan buku yang saya tulis, meraih promosi pekerjaan, mencapai gelar
S-3, memiliki rumah dan mobil, melakukan sejumlah kunjungan ke mancanegara, dan
menikmati kebahagiaan bersama keluarga.”
Orang
yang memiliki tujuan-tujuan hidup yang pasti, membuat resolusi dan komitmen-komitmen
pencapaian biasanya memiliki motivasi tinggi. Tetapi tujuan yang samar-samar
jelas tidak memberikan dampak motivasional yang signifikan.
Nah,
akan lebih baik lagi jika tujuan- tujuan dilengkapi dengan aktivitas-aktivitas
pembelajaran, seperti mencari cara-cara
yang efisien dan
efektif untuk mencapai tujuan- tujuan tersebut. Kita juga perlu sekali mengasah
kemampuan atau ketrampilan-ketrampilan supaya langkah-langkah yang diambil itu
akan membawa kita pada pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.Contoh;
jika pada tahun yang sudah ditargetkan kita ingin menjadi konsultan, maka sejak
sekarang aktivitas-aktivitas kita sudah harus difokuskan ke arah tujuan
tersebut. Kita harus terus mengasah kemampuan mendiagnosa masalah, menemukan
penyebab, menganalisis, mengkomunikasikan gagasan, menawarkan solusi, dan
memperbaiki kemampuan presentasi. Jika aktivitas-aktivitas pembelajaran itu
dilakukan secara konsisten dan dengan komitmen sepenuhnya, maka kita telah
berada di jalur yang benar. Aktivitas-aktivitas pembelajaran akan menempatkan
kita pada posisi dan lingkungan yang dinamis. Kemampuan kita dalam menghadapi
dan menyelesaikan masalah juga akan meningkat. Dengan sendirinya ini akan semakin
memperkuat rasa percaya diri kita, menebalkan komitmen pencapaian tujuan, dan tentu
saja menumbuhkan semangat. Sebaliknya, jika kita sama sekali menolak
aktivitas-aktivitas pembelajaran, komitmen akan semakin melemah, semangat
turun, dan kemalasan akan datang dengan cepat. Pada titik ini, tujuan-tujuan,
resolusi atau komitmen yang sudah kita buat sudah tidak memiliki arti lagi.
Sayang sekali.
3. Pergaulan Dinamis
Para
pemenang berkumpul dengan sesama pemenang, sementara para pecundang cenderung
berkumpul dengan sesama pecundang. Ungkapan tersebut mengandung kebenaran.
Sulit sekali bagi seorang pemalas untuk hidup di lingkungan para pemenang. Sulit
bagi orang malas untuk berada secara nyaman di tengah-tengah orang yang sangat optimis,
sibuk, giat bekerja, dan bersemangat mengejar prestasi. Demikian sebaliknya.
Sulit sekali bagi para high achiever untuk betah berlama- lama dengan para
orang malas dan pesimistik. Situasi atau lingkungan di mana kita berada sungguh
ada pengaruhnya. Orang yang mulai
dihinggapi rasa malas
sangat dianjurkan agar menjauhi mereka yang juga mulai diserang kebosanan,
putus asa, rasa enggan, apalagi negative thinking. Sepintas, berkeluh kesah dengan
mereka dengan orang-orang seperti itu dapat melegakan hati. Ada semacam rasa pelepasan
dari belenggu psikologis. Walau demikian, dalam situasi malas sedang menyerang,
mendekati orang-orang yang sedang down sama sekali tidak menolong satu sama
lain. Rasa malas dan kebuntuan justru bisa tambah menjadi-jadi. Ini bisa menjerumuskan
masing-masing pihak pada pesimisme, keputusasaan, dan kemalasan total.
Jika rasa malas mulai menyerbu kita, jangan
berlama-lama duduk berdiam diri. Cara paling ampuh menghilangkan kemalasan
adalah bangkit berdiri dan menghampiri orang-orang yang sedang tekun dan
bersemangat melakukan sesuatu. Dekati mereka yang sedang bekerja keras untuk
meraih impian-impiannya. Manusia-manusia optimis, self- motivated, punya
ambisi, positive thinking, dan memiliki tujuan hidup pasti, umumnya memancarkan
aura positif kepada apa pun dan siapa pun di sekelilingnya. Pancaran optimisme
dan semangat itulah yang bisa menginspirasi orang lain, bahkan menularkan
semangat yang sama sehingga orang lain jadi ikut tergerak.
Ada
sebuah ungkapan yang sangat dalam maknanya dari Andrie Wongso, Motivator No.1 Indonesia,
yang bunyinya; “Jika kita lunak di dalam, maka dunia luar akan keras kepada
kita.
Tapi jika kita keras di dalam, maka dunia luar
akan lunak kepada kita”. Kata-kata mutiara yang luar biasa ini menegaskan,
bahwa jika kita mau bersikap keras pada diri sendiri, dalam arti menempa rasa
disiplin dalam berbagai hal, maka banyak hal akan bisa kita kerjakan dengan
baik. Sikap keras pada diri sendiri atau disiplin itulah yang umumnya membawa kesuksesan
bagi karir para olahragawan dan pekerja profesional yang memang menuntut sikap
disiplin dalam banyak hal. Bayangkan, bagaimana seorang atlet bisa menjadi
juara jika dia tidak disiplin berlatih? Bagaimana mungkin ada pekerja
profesional yang bagus
karirnya jika dia
sering mangkir atau bolos kerja? Sebaliknya, jika kita terlalu lunak atau
memanjakan diri sendiri, memelihara kemalasan, mentolerir kinerja buruk, tidak
merasa bersalah jika lalai atau gagal dalam tugas, maka dunia luar akan sangat
tidak bersahabat. Olahragawan yang manja pasti tidak akan pernah
jadi juara. Seorang sales yang malas tidak
akan pernah besar penjualannya. Seorang konsultan yang menolerir kinerja buruk
pasti ditinggalkan kliennya. Dan pekerja yang tidak disiplin pasti mudah jadi
sasaran PHK. Jika kita lunak pada diri sendiri, maka dunia akan keras pada
kita.
Rasa
malas jelas merugikan. Obat mujarabnya adalah menumbuhkan kebiasaan mendisiplinkan
diri dan menjaga kebiasaan positif tersebut. Sekalipun seseorang memiliki
cita-cita atau impian yang besar, jika kemalasannya mudah muncul, maka
cita-cita atau impian besar itu akan tetap tinggal di alam impian. Jadi, kalau Anda ingin sukses, jangan mempermudah
munculnya rasa malas.
5. Dengarkan Musik
Mungkin
jika kiat-kiat di atas sudah kalian lakukan semua namun kurang optimal, kalian
harus berusaha menambahnya dengan kiat-kiat yang kalian suka. Sebagai contoh,
jika kalian suka belajar dengan diiringi iringan musik, kalian bisa memakai
opsi ini. Musik dapat menambah ketenangan bagi pendengarnya. Tapi jika kalian
tidak bisa belajar dengan diiringi iringan musik, jangan pernah coba-coba kiat
ini. Karena jika kalian tidak bisa mengendalikan diri, kalian malah mendominasi
mendengarkan musik daripada belajarnya.
Mungkin
itu 5 kiat yang bisa dilakukan di dalam diri kalian masing-masing. Setelah
melakukan kiat di dalam pribadi masing-masing, alangkah baiknya lemnbaga
formalitas juga mendukungnya dengan memberikan alternatif pembelajaran supaya
dapat mengatasi rasa malas ketika belajar.
Mungkin tips berikut dapat dipertimbangkan untuk
lembaga formal
seperti sekolah.
Kelas
outdoor bisa menjadi pertimbangan bagi sekolah-sekolah. Situasi belajar
mengajar di dalam ruangan kadang dapat membuat para siswa jenuh. Maka dari itu
perlu diadakannya sekolah outdoor, supaya para siswa juga dapat melihat alam
sekitar serta refreshing sambil belajar. Tekhnik tersebut pasti dapat
mempercepat proses belajar siswa.
Beasiswa
sepertinya dapat menjadi pendongkrak siswa untuk terus belajar. Seperti SMA Negeri 1 Magetan, sekolah ini setiap
tahunnya mengadakan dan juga mengikuti beasiswa ke luar negeri. Baru-baru ini,
7 wakil dari sekolah negeri ini pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan
beasiswanya di Australia. Setelah kepulangan 7 siswa ini, siswa yang lainnya
semakin termotivasi sehingga dapat mengalahkan rasa malasnya masing-masing.
Beberapa
bulan berselang, sekolah ini juga mengadakan pertukaran pelajar dengan siswi
dari negara Jepang. Siswi ini bernama “Kanako Sugano”. Kedatangan siswi dari
negara maju tersebut menjadi kebangkitan siswa-siswi SMA Negeri 1 Magetan ini.
Kanako yang juga mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas-kelas semakin
membuat tingkat persaingan dalam kelas semakin tinggi. Pastinya semua itu
diimbangi dengan belajar yang tekun supaya tetap menjaga tingkat persaingan
tersebut.
Memberikan
project juga menjadi alternatif untuk mengatasi rasa malas ketika belajar.
Pembelajaran yang dilakukan di sekolah setelah itu diberikan PR setumpuk
menjadi momok bagi siswa. Dengan adanya inovasi baru seperti pembuatan film
yang bertemakan bab selanjutnya, akan membuat siswa tertarik untuk belajar.
Baik belajar bab selanjutnya, maupun belajar mengatru waktu, diri, dan
sebagainya.
Mungkin itu yang baru dapat sampaikan, bila ada
kurangnya saya minta maaf.
Bila ada lebihnya itu merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa.
Terima Kasih.
Bila ada lebihnya itu merupakan anugerah dari Yang Maha Kuasa.
Terima Kasih.
very very nice share gan , keep posting bermanfaat
BalasHapusoke gan.. terima kasih :)
Hapusnice inpo gan...kalau males mandi obatnya apa yan gan :-)
BalasHapushiduplah di air gan :)
BalasHapus