Ul 26:4-10; Mzm 91; Rm 10:8-13; Luk 4:1-13
Godaan-godaan hidup bisa menghantar kita pada 2
pribadi yakni dekat dengan Tuhan atau dekat dengan iblis. Godaan bukanlah
sebuah dosa. Baru menjadi dosa ketika kita mengamini dan melakukannya dengan
sengaja. Firman minggu ini mendidik kita untuk mengetahui jalan pikir dan
rencana iblis, yang mau menggagalkan hidup berkelimpahan dalam Tuhan. Apa
godaan-godaan iblis itu?
Pertama,
hidup di padang gurun. Artinya hidup yang kering, kesendirian, kesepian,
kegalauan hati, gersang rohani, dalam keadaan stress yang menekan sehingga kita
hanya berpikir tentang penderitaan diri sendiri. Setan menggoda, lihat mana tak
ada yang peduli pada kita saat menderita. Kita dikucilkan dan tak berarti,
melalui pikiran negartif kita dibuat setan bahwa tak ada yang menolong bahkan
Tuhan terasa jauh.
Kedua,
mengubah batu menjadi roti. Artinya, dalam kondisi lapar, Yesus digoda. Iblis
sangat licik, dalam kondisi “lapar” artinya dalam keadaan lelah, sibuk, penat,
lengah, kita dibuat untuk menyimpang dari jalan Allah. Setan mengubah sesuatu
yang tak enak (batu) diubah menjadi enak, nikmat (roti). Jalan tol, jalan
pintas selalu dirancang iblis agar kita jatuh dalam pelukan dosa. Maraknya korupsi,
tak jujur, nyontek, adalah jalan pintas yang diajarkan iblis agar kita masuk
perangkapnya.
Ketiga,
semua itu milik kita. Setan mencoba agar kita bisa memiliki sebanyak-banyaknya.
Membuat kita mabuk dengan kerja, cari uang sebesar-besarnya. Pokoknya rebut,
sedot, ambil, raih, semua itu milikmu. Padahal kita ditipu oleh setan, saat
mati kita tak bawa apa-apa. Apa yang kita miliki ternyata bukan milik kita
melainkan milik Tuhan. Semoga masa tobat ini, kita diberi kekuatan iman untuk
mengikuti Yesus dalam aneka ujian hidup.
Senin,
Im 19:1-2.11-18; Mzm 19; mat 25:31-46
Apa
syarat memasuki hidup kekal adalah hidup kudus menyadari pengiringan Tuhan
setiap saat, membenci perbuat dosa dan kemunafikan, serta berbuat cinta kasih
kepada sesama yang miskin, terlantar dan sakit.
Selasa,
Yes 55:10-11; Mzm 34; Mat 6:7-15
Inti
dari dosa adalah melakukan kehendak Allah yakni terarah pada mengampuni sesama,
mengasihi Allah lebih dan menggerakkan belas kasih pada sesama kita.
Rabu,
Yun 3:1-10; Mzm 51; Luk 11:29-32
Bertobat
berarti “stop” dosa dan berbalik pada Tuhan, menyadari hati yang remuk redam
dan menyesal, lalu mendengarkan firman Tuhan dan melakukannya.
Kamis,
Ester 4:10c-12.17-19; Mzm 138; Mat 7:7-12
Bagaimana
doa dikabulkan? Mintalah pendapat dari Allah dalam doa, carilah dengan penuh
gairah dan ketuklah, ulangi dan coba terus dengan setia bila gagal.
Jumat,
1 Ptr 5:1-4; Mzm 23; Mat 16:13-19
Tahta
Petrus bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani. Kewenangan dan kuasa
dalam Gereja adalah alat terbaik untuk membawa orang pada Allah dan menuntun
orang pada pintu keselamatan.
Sabtu,
Ul
26:16-19; Mzm 119; Mat 5:43-48
Haruslah
kamu sempurna adalah keinginan Allah. Hidup sempurna itu soal mengasihi. Contoh
: memberikati musuh, mendoakan orang yang membenci dan memberkati orang yang
membuat kita menderita.
Minggu, Kej 15:5-12.17-18; Mzm 27; Flp 3:20-4:1;
Luk 9:28b-36
Petrus
dan temannya tertidur saat berdoa. Tidur bisa menjadi penghalang hidup rohani.
Tidur berarti secara fisik hadir tapi rohnya mati. Tertidur. Maka orang tidur
tak ada rasa mujizat Allah, malas melakukan pertolongan, orang tidur tak ada
karya Allah dan tak ada yang bisa dibanggakan di mata Tuhan, dan orang tidur
pasti tak memahami rencana Allah sehingga selalu gagal dalam nbiat-niat suci.
Belajar dari Tokoh Kitab
Suci: SARA
Adakah
sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? (Kejadian 18:14)
Setelah menanti begitu lama (tanpa hasil) akan
seorang anak, Sara menjadi bimbang, bahkan mungkin sinis. Kulitnya yang sudah
beruumur sembilan puluh tahun itu berkerut. Penglihatannya telah kabur.
Tulang-tulangnya berkeretak. Tidak diragukan, pemikirannnya lebih berpusat pada
masalah-masalah kesehatan anak! Namun di sinilah Allah berbicara kepadanya dan
kepada Abraham bahwa mereka akan segera menjadi ayah dan ibu.
Bagi Sara, perkataan Allah itu berlebihan dan
menggelikan. Demikianlah yang Sara lakukan – dia menertawakan dirinya sendiri.
Apakah itu suatu tertawaan yang melecehkan? Apakah itu suatu tertawaan karena
keadaan yang memalukan atau terkejut? Kita tidak diberitahu. Tetapi Allah
mendengarkan tertawaan dalam hatinya dan menanyakan kepadanya akan hal
tersebut.
“Engkau tidak mempercayai Aku” Kata Allah “Apa
yang salah kalau Aku menyebabkan engkau memiliki seorang putera pada masa
tuamu?
Hey, Aku adalah Allah yang menciptakan alam
semesta!”
Sara berusaha untuk
menyangkali keraguannya, dengan cara seperti yang biasa kita lakukan. “Aku
percaya! Aku percaya! Tentu saja, Allah adalah Allah Yang Maha Kuasa! Ia dapat
melakukan apapun!” itulah yang kita klaim. Kemudian kita berpaling pada nafas
yang berikutnya dan berfokus kepada masalah kita. Ketika kita melakukan hal
itu, kita menjadi kecewa, tertekan, dan merasa putus asa. “Mengerikan!, tidak
ada gunanya!”. Kita meratap dan menjerit.
Situasi
“tanpa harapan” apa yang Anda hadapi pada hari ini? Daripada melihat berapa
besar masalah Anda, sebagai gantinya mengapa tidak merenungkan kebesaran Allah
Anda? Tidak ada – tidak ada hal yang terlalu sulit bagi Dia. Maukan Anda
mempercayai Dia untuk berkarya dalam hidup Anda pada hari ini?
Sumber
:
Life Lessons from The Bible
Tinggal Dalam Kristus secara Eskatologis
Dengan kenaikanNya ke surga, Tuhan
Yesus dimuliakan. Kini Ia duduk di sisi kanan Allah Bapa. Dia masuk dalam
kemuliaanNya yang penuh bersama Bapa dan Roh Kudus. Justru karena Kristus telah
dimuliakan dan kini hadir di tengah kita dalam Ekaristi, Ekaristi sekaligus
menghadirkan kemuliaan surgawi. Inilah dimensi eskatologis. Kata eskatologi berasal dari bahasa Yunani: eschata (=hal-hal terakhir) dan logos (=pembicaraan). Dapat dikatakan,
dimensi eskatologis berarti dimensi kemuliaan surgawi yang kini telah mulai
hadir dalam sejarah hidup kita sekarang ini.
Dengan
indah Paus Yohanes Paulus II berkata : “Sungguh
Ekaristi adalah secercah penampakan surga di atas bumi. Ekaristi adalah
seberkas sinar mulia dari Yerusalem surgawi yang menembus awan sejarah dan
menerangi peziarahan kita” (Ensiklik Ecclesia
de Eucharistia, no.19). Bila kita tinggal dalam Kristus secara khusus
melalui Perayaan Ekaristi, ternyata kitapun telah mencicipi perayaan perjamuan
surgawi. Sebab Yesus sendiri juga berkata: “Barangsiapa
makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan
membangkitkan Dia pada akhir zaman” (Yoh 6:54)
Karena
tujuan akhir kita di surga kelak adalah persatuan dengan Tuhan, maka Komuni kudus yang kita terima di dunia
ini adalah semacam kenyataan yang akan mencapai kesempurnaannya di surga kelak.
Maka Ekaristi menuntun kita semua untuk mencapai tujuan akhir, di mana
persekutuan dengan Allah dan sesama mencapai kesatuan yang sempurna, yaitu “keadaan persatuan dengan Kristus, yang pada
saat yang sama membuatnya mungkin untuk masuk ke dalam kesatuan yang hidup
dengan Allah sendiri, sehingga Tuhan dapat menjadi semua di dalam semua
(1Kor 15:28).”
Sumber
:
Katekese
Liturgi
Pra-Misa
Hari Minggu 2013
MENGENAL
KITAB PENGKHOTBAH
PENULIS
: Sang penulis bercerita mengenai dirinya
sendiri dalam Pasal 1, ayat 1 : yaitu
sebagai anak Daud, raja di Yerusalem. Keterangan itu ditambah ucapannya
mengenai kekayaannya, kearifannya serta kegiatannya dalam bidang pembangunan,
menunjuk kepada satu orang – Salomo.
JUDUL
: “Pengkhotbah” berarti orang
yang sering berkhotbah di depan kumpulan orang.
TEMPAT:
Pengkhotbah adalah kitab ke-4 dari lima kitab Puisi dan kitab ke-21 dari
Perjanjian Lama.
RINGKASAN
BUKU :
Salomo
menjelaskan kepada para pembacanya apa yang telah dipelajarinya dalam hidupnya
sendiri, yaitu : Betapa pun kaya Anda atau hebatnya Anda, itu kurang penting.
Yang paling penting ialah untuk mengasihi serta mematuhi Allah.
BERITA PASTORAL
1. Bagi calon Babtis | Katekumen
Dewasa agar mendaftarkan diri ke Sekretariat Paroki; sebab pelajaran baru
dimulai
2. Bagi calon penerima
Komuni I diharap mendaftarkan diri kepada Pembina BIAK. Usia 10 tahun atau
kelas IV SD
3. Babtisan Bayi diadakan
setiap hari minggu ke-3 dalam bulan. Bila ada :
A. Orang tuanya supaya
melapor ke Pastor terlebih dahulu jauh sebelumnya, karena orangtuanya perlu
pelajaran pembelakan terlebih dahulu
B. Mengisi Formulir Babrisan
yang diketahui Ketua Lingkungan.
4. Kolekte tanggal 10
Februari 2013 :
Kolekte I : Rp 943.200,00
Kolekte II : Rp 643.200,00
5. Pertemuan APP-2013
Lingkungan “Regina Prophetarum”(Ratu Para Nabi)
-
Pertemuan
I : Kamis, 14 Februari 2013, jam
19.00
Di P. Yosef Harjanto
-
Pertemuan
II : Kamis, 21 Februari 2013, jam
19.00
Di B. Endang | B. Hasmino
-
Pertemuan
III : Kamis, 28 Februari 2013, jam
19.00
Di P. Djono
-
Pertemuan
IV : Kamis, 7 Maret 2013, jam 19.00
Di P. Enggar
Baru buka blognya, JEDER !!! Eh artikelnya langsung up date :D hahaa..
BalasHapusHehe, terima kasih atas kunjungannya :D
HapusMenjelang paskah ya kak? Paskahnya tanggal berapa nih?
BalasHapusSekitar 2 minggu lagi dek :D
HapusIblis emang sering menggoda iman manusia.
BalasHapusHanya saja manusia juga mudah sekali tergoda.
yah, itulah kehidupan..
Hapusowalah, ini to yang kamu buat di kelas tadi ten?
BalasHapusiya, hehe :D
HapusIni terbit tiap minggu atau tiap edisi?
BalasHapustiap minggu ada kok :D
HapusIjin print buat referensi mingguan yaa kak :D
BalasHapusboleh, silahkan :D
Hapus