Yesus memburu 3 murid
spesial yakni Petrus, Yakobus dan Yohanes di atas gunung untuk berdoa. Tapi apa
yang terjadi. Sementara berdoa, ternyata murid itu tertidur Apa artinya? Bisa jadi tubuh kita bangun,
hadir di Gereja tetapi roh kita tertidur. Kita bernar berdoa, tapi ketika ada
masalah kita langsung umpat, kecewa dan marah bahkan bikin masalah lain. Oleh
sebab itu. Yesus ingin kita bangun dari tidur, bangun dari kehidupan rohani.
Bagaimana ini dipahami?
Pertama,
Orang tidur biasanya cirinya tak cepat mengerti. Begitulah yang dialami Petrus
tak mengerti apa yang dikatakan. Petrus tak tahu tujuan kepergian Yesus yang
akan digenapiNya di Yerusalem : menderita, wafat, dan bangkit. Petrus takut
kehilangan resiko, tak rela kehilangan sesuatu untuk iring Yesus. Bukankah ikut
Yesus harus memanggul salib?
Kedua,
Orang tidur umumnya tak menghasilkan karya apa-apa. Maka ketika bangun dari
tidur, Petrus melihat kondisi enak, bahagia dan mulia, ia cepat mau mendirikan
kemah di tempat itu. Kemah symbol kenyamanan, mau enak tinggal selamanya di
situ. Namun mereka tersadar : harus mendengarkan Tuhan. Artinya Yesus mulia dan
berubah rupa tetapi harus melewati penderitaan dan salib. Maka tak ada
kemuliaan tanpa bekerja keras dan pengorbanan. Yesus ajarkan bahwa kemuliaan
diraih ketika kita berani menderita dan berkorban melakukan kehendak Allah.
Ketiga,
di gunung mereka mengalami kemuliaan dan kebahagiaan. Tapi kebahagiaan dan
kemuliaan bisa diraih saat mereka turun dari
gunung. Turun dari gunung berarti siap sedia untuk melayani, memberikan
hidupnya untuk keselamatan orang lain. Petrus harus menggembalakan umatnya,
Yakobus menjadi martir, Yohanes menjadi murid yang disayangi Yesus, mereka
setia mengikut Yesus sampai mati.
Senin, Daniel 9:4b-10; Mzm 79;
Luk 6:36-38
Masa prapaskah adalah saat yang tepat untuk
mengolah kemurahan hati. Wujud kemurahan hati lebih menekankan praktek suka
mengampuni, tak menghakimi, dan mencurahkan pemberian kasih dengan ikhlas.
Selasa,
Yes 1:10.16-20; Mzm 50; Mat 23:1-12
Masa tobat adalah saat berahmat meraih
kerendahan hati. Kerendahan hati bisa dilakukan dengan mengambil inisiatif
untuk mengangkat beban sesama, melayani lebih utama daripada dilayani,
menyingkirkan kesombongan, ingin pamer, dipuji dan tinggi hati.
Rabu, Yer
18:18-20; Mzm 31; Mat 20:17-28
Masa prapaskah adalah jalan melihat kedudukan,
kuasa, jabatan publik sebagai sebuah kepercayaan dari Allah untuk melayani,
fasilitas untuk berkorban demi kesejahteraan dan membangun kerajaan Allah.
Kamis,
Yer 17:5-10; Mzm 1; Luk 16:19-31
Masa tobat adalah saat yang tepat memuliakan
Allah dengan harta, kekayaan, materi yang kita miliki. Ketika kita lupa atau
tidak berbuat cinta kasih kepada sesama kita yang berdosa. Jangan buta terhadap
kekayaan sebab harta kekayaan tidak bisa menolong kita masuk surga.
Jumat,
Kej 37:3-4.12-13.17-28; Mzm 105; Mat 21:33-46
Masa tobat adalah masa untuk lebih bertanggung
jawab atas iman dan anugerah rohani yang kita terima dari Allah. Jangan malas,
kikir melainkan mencari peluang untuk maju dalam kasih, makin beriman dan
setia.
Sabtu, Mi
7:14-15.18-20; Mzm 103; Luk 15:1-3.11-32
Masa puasa dan pantang adalah saat melihat
kerapuhan dan ketakberdayaan kita namun disayangi Allah luar biasa sampai wafat
di salib. Kembali pada Allah, bertobat adalah jalan kita memiliki sukacita.
Minggu,
Kel 3:1-8.13-15; Mzm 103; 1Kor 10:1-6.10-12;
Luk
13:1-9 (HARI MINGGU PRAPASKAH III)
Tidak selalu keburukan dikaitkan dengan dosa.
Tapi orang diajar pentingnya tobat. Meski kita tak mencuri, membunuh, tapi
kerap kita suka menipu, malas, marah, enggan berbuat baik. Saatnya bertobat.
Belajar dari Tokoh Kitab
Suci: LOT
Tetapi
Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. (Kejadian 13:12)
Mungkin Anda telah mendengar perkataan kuno ini
: “Ada tiga macam orang di dalam kehidupan—mereka yang membuat hal-hal itu
terjadi, mereka yang mengamati hal-hal itu terjadi, dan mereka yang berkata,
“Apa yang terjadi?”
Lot nampaknya telah menjadi seorang anggota
kategori yang ketiga. Ketika Anda membaca tentang dia di dalam Alkitab, Anda
akan mendapat kesan tentang seorang yang plin-plan sepanjang hidupnya, mengambil
jalan yang tidak beresiko. Sepertinya ia tidak pernah mau bergelut dengan
pertanyaan-pertanyaan sulit seperti Apakah
yang merupakan akibat-akibat jangka panjang dan pilihanku ini? atau aku ingin mengetahui apa yang Tuhan ingin
aku lakukan? Sebaliknya, ia hidup untuk saat itu saja. Ia tidak pernah
menyandarkan dirinya pada kebenaran Allah, dan akibatnya ia hanyit oleh suatu
budaya yang buruk hingga ke tempat-tempat yang mungkin ia tidak ingin
melangkah. Lot dan keluarganya mengalami kematian, hubungan seks antar saudara,
dan aib karena ia mengizinkan lingkungan itu untuk membentuk
dan menentukan arah hidupnya.
Apakah
Anda plin-plan? Apakah Anda mempunyai keyakinan yang pasti tentang bagaimana
Allah mengharapkan Anda untuk hidup? Sudahkan Anda menyandarkan diri pada
kebenaran Allah? Apakah Anda mempunyai beberapa sasaran yang pasti dalam
pandangan Anda? Jika Anda tidak mengambil langkah-langkah khusus untuk
menempatkan diri Anda di bawah petunjuk Allah, Anda akan menjadi seperti Lot,
salah satu dari orang-orang lemah yang selalu berakhir pada kekacauan demi
kekacauan. Hidup Anda akan menjadi suatu contoh yang tragis dari apa seharusnya
telah terjadi.
(Life
Lessson From The Bible)
Katekese Liturgi : Spiritualitas Ekaristi
Tinggal Dalam Kristus dan Berbuah
Masa Prapaskah sekali lagi
memberiikan kepada kita sebuah kesempatan untuk merenungkan inti terdalam dari
kehidupan seorang kristen, yaitu : tinggal dalam Kristus dan berbuah perbuatan
amal kasih. Inilah saatnya kita untuk memperbaharui perjalanan iman kita, baik
sebagai individu maupun sebagai bagian dari komunitas. Perjalanan ini ditandai
dengan doa dan berbagi, hening dan berpuasa, sebagai antisipasi menyambut
sukacita paskah.
Setiap orang pasti ingin agar
hidupnya berhasil, sukses dalam meraih prestasi, jabatan, kekuasaan atau
kekayaan. Ia merasa puas, bangga dan bahagia jika berhasil mendapatkan
semuanya. Ini tentu baik namun mengangdung bahaya. Orang yang orientasinya
adalah hidup yang berhasil, cenderung menjadikan diri sendiri sebagai pusat
hidupnya. Ia akan bercerita mengenai keuletannya, perjuangannya, ketekunannya
dalam meraih ini dan itu. Ia cenderung memuji dirinya sendiri dan jatuh dalam
kesombongan.
Berbeda dengan orang yang berbuah.
Orang yang berbuah memusatkan hidupnya pada Tuhan. Hidup yang berbuah tampak
dalam dalam kerendahan hati karena
sadar bahwa yang menjadikan dirinya bisa begini dan begitu adalah Tuhan, bukan
usahanya sendiri. Kita perlu menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak bisa
berbuat apa-apa. Yesus adalah pokok anggur yang benar dan kita
ranting-rantingnya. “Akulah pokok anggur
dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam Dia, Ia berbuah banyak sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat
apa-apa” (Yoh 15:15)
Sebagai murid-murid Kristus, kita
diharapkan menghayati spiritualitas hidup yang berbuah bukan hidup yang
berhasil (bdk. Yoh 15:8). Oleh karena itu, marilah kita selalu tinggal dalam
Kristus dengan semakin tekun berdoa dan secara istimewa merayakan Ekaristi.
Sebab, Ekaristi adalah puncak kesatuan kita dengan Kristus. Melalui komuni
suci, kita bersatu dengan Dia. Ia tinggal dalam kita dan kita dalam Dia. Maka
hidup kita akan semakin berbuah dalam “kasih,
sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemah-lembutan, penguasaan diri” (Gal 5:22-23)
MENGENAL
KITAB KIDUNG AGUNG
PENULIS
: Pengarang Kitab Kidung Agung ialah Salomo,
Pasal 1, ayat 1 berbunyi, “Kidung agung dari Salomo”
JUDUL
: “Kidung Agung” berarti
“Nyanyian yang paling indah dari semua nyanyian.”
TEMPAT:
Kidung Agung adalah kitab ke-5 dari lima kitab Puisi, dan kitab ke-22 dari
Perjanjian Lama
RINGKASAN
BUKU :
Kidung
Agung karangan Salomo ialah nyanyian cinta yang sangat indah. Kitab itu
merupakan sajak dan pelukisan. Di dalamnya dikisahkan kemesraan antara sepasang
suami istri. Digambarkannya cinta sejati, yaitu cinta yang membuat seseorang
bersedia mengorbankan segala-galanya bagi orang yang dicintainya.
BERITA PASTORAL
1. Bagi calon Babtis |
Katekumen Dewasa agar mendaftarkan diri ke Sekretariat Paroki; sebab pelajaran
baru dimulai
2. Bagi calon penerima
Komuni I diharap mendaftarkan diri kepada Pembina BIAK. Usia 10 tahun atau
kelas IV SD
3. Babtisan Bayi diadakan
setiap hari minggu ke-3 dalam bulan. Bila ada :
A. Orang tuanya supaya
melapor ke Pastor terlebih dahulu jauh sebelumnya, karena orangtuanya perlu
pelajaran pembelakan terlebih dahulu
B. Mengisi Formulir Babrisan
yang diketahui Ketua Lingkungan.
4. Kolekte tanggal 17
Februari 2013 :
Kolekte I : Rp 1.701.000,00
Kolekte II : Rp
800.000,00
5. Pertemuan APP-2013
Lingkungan “Regina Prophetarum”(Ratu Para Nabi)
-
Pertemuan
III : Kamis, 28 Februari 2013, jam
19.00
Di P. Djono
-
Pertemuan
IV : Kamis, 7 Maret 2013, jam 19.00
Di P. Enggar
6. Misa Novena Abadi tanggal
28 Februari 2013 dilanjutkan dengan rosario, misa dan adorasi. -
Pukul : 18.00
- Tempat
:Gereja Paroki Pacis Magetan
7. Jalan salib diadakan
setiap Jumat
Pukul : 17.00
Tempat :Gereja Paroki Regina
Pacis Magetan
Wah, bentar lagi paskah ternyata...
BalasHapusSelamat paskah yaa kawan..
iya gan :D
Hapus2 minggu lagi paskah :D