Yes 43:16-21;
Mzm 126; Flp 3:8-14; Yoh 8:1-11
Yesus tahu bahwa perempuan itu
bersalah, berdosa, namun yang hebat adalah Yesus bukannya menghukum melainkan
malah mengampuni, dan memberi kesempatan untuk hidup lebih baik. Beranikah kita
menyadari berapa pentingnya sebuah pengampunan? Bagaimana harusnya mengampuni
itu?
Pertama, Yesus tidak mengingat
hal-hal dulu dosa perempuan itu. Justru yang dilakukan Yesus memberi peluang
untuk bangkit dengan harapan dan masa depan baru.
Kedua, Pengampunan justru membuat
perempuan itu mengenal Tuhan semakin dalam akan kasih dan kerahimanNya. “Aku
tak menghukum engkau, pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari
sekarang”.
Ketiga, Ketika orang banyak dan
Orang Farisi mungkin menyeret, menghujat, menghakimi dan melempari dengan batu,
tetapi Yesus membungkuk (menyetarakan diri, berempati) menulis ke tanah. Bukan
menyetujui dosanya melainkan belajar memahami dan mengerti sebuah kelemahan dan
kerapuhan manusia yang sering jatuh dalam dosa. Memberikan peneguhan bahwa ia
bisa bertobat, melupakan sampah dosa dan belajar memperoleh Kristus.
Keempat, Siapakah yang tak pernah
berdosa? Yesus ingin agar kita bercermin diri, bahwa ternyata setiap orang
pernah melakukan dosa. Maka baiklah kita tak boleh langsung menghakimii dan
menghukum mereka. Lebih tepat perbaiki dulu diri kita, benahi apa yang masih
kurang dan tingkatkan untuk lebih berbuat kasih pada orang yang sulit bertobat.
Tegurlah sesama kita dengan kasih dan kelembutan sebab kita pun juga bisa
berbuat dosa pula. Tujuan Allah memberi kesempatan lagi adalah agar kita sadar
dan bertobat. Karena itu ampunilah kesalahan orang, hiduplah dalam kasih dan
damai Allah.
Senin, Dan 13:1-9.15-17.19-30.33-62; Mzm 23;
Yoh 8:1-11
Menghakimi adalah
tindakan orang yang tak mengenal Allah, dosa dan merugikan banyak orang. Yesus
justru menunjukkan pengampunan dan beri kesempatan untuk memperbaiki diri.
Jangan berbuat dosa lagi.
Selasa, 2 Sam 7:4-5a,12-14a; Mzm 89; Rm 4:13,16-18,22; Mat
1:16,18-21,24
Keterpilihan St Yusuf
menjadi ayah untuk mendampingi Maria dan Yesus, menggugah para ayah bahwa
berapa pentingnya sikap takwa dan lurus hati untuk mengurus keluarga dengan
iman yang kuat.
Rabu, Dan 3:14-20,24-25,28; Yoh 8:31-42
Karya perbuatan Yesus
menunjukkan bahwa ia datang ke dunia atas kehendak Allah. Karya Yesus mengungkapkan
keluhuran kasih Bapa di tengah dunia.
Kamis, Kej 17:3-9; Mzm 105; Yoh 8:51-59
Dengan mentaati
dirman Tuhan, maka setiap orang akan beroleh keselamatannya di dalam Yesus,
sebaliknya orang yang menyangsikan Yesus akan jatuh ke dalam maut. Sabda Allah
adalah sabda yang memberi hidup.
Jumat, Yer 20:10-13; Mzm 18; Yoh 10:31-42
Prasangka kerapkali
menutup mata hati seseorang untuk menemukan kebenaran. Pekerjaan yang dilakukan
Yesus mengantar untuk semakin mengenal dan mencintai Allah. Jangan ragukan
karya Allah.
Sabtu, Yeh 37:21-28; Yer 31; Yoh 11:45-56
Kebencian mengantar
orang kepada tindakan kejahatan. Karena kehilangan simpati, tidak sedikit orang
tidak mampu melihat perbuatan kasih. Rencana pembunuhan adalah bukti bahwa
orang telah tertutup hatinya oleh kebencian dan iri hati.
Minggu, Yes 50:4-7; Mzm 22; Flp 2:6-11;
Luk 22:14-23:56 (Minggu
Palma)
Tujuan kedatangan
Yesus di dunia adalah untuk mewujudkan Kerajaan Allah, Kerajaan kasih dan
damai. Meski harus menderita di salib, CintaNya telah mengalahkan maut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar