Minggu 1Raj 17:17-24;Mzm 30;Gal 1:11-19; Luk 7:11-17
Ketika Yesus melihat Janda dan
anak tunggalnya mati, tergeraklah hati Yesus oleh belaskasihan. Tanpa banyak
alasan, tuntutan iman ini itu, Yesus segera menghibur ibu itu: jangan menangis
lalu membangkitkan pemuda itu. Begitulah
cara Allah mengasihi kita, sebab Dialah sumber harapan dan tempat pengungsian
kita. Lalu apa yang semestinya kita lakukan untuk mencontoh belaskasih Yesus?
Pertama, Ajaklah Tuhan
Yesus kemana pun Anda pergi. Bawalah namaNya
bersamamu, saat sedih gembira, untung malang, dalam pergumulan dan upaya
terbaik. Yakini bahwa Tuhan ada bersama keluarga kita, Dialah yang menjadi
harapan dan sukacita kita. Sebab tanpa Tuhan, hampalah hidup ini.
Kedua, Biarkan orang tahu Anda
peduli. Seperti Yesus tanpa diminta, Dia segera tergerak oleh belaskasih, Dia
peduli bukan cari pujian melainkan karena sayang pada kita. Ubahlah rasa egois
kita dengan lebih banyak memperhatikan dan mendorong diri maju dalam kasih
Allah. Tanpa kepedulian dan belaskasih Yesus, janda itu sedih, tak ada
kebangkitan, semua larut dalam perkabungan bahkan tak ada kemuliaan Allah.
Kepedulian membuat orang gembira, bahkan semua terasa menjadi lebih baik.
Ketiga, Carilah cara untuk membantu. Kita diberi
karunia untuk membantu (1 Kor 12:27-28). Untuk itulah karunia itu perlu
dimanfaatkan dalam bentuk pelayanan. Bersikap dengan cekatan, sabar dan gigih
terhadap kebutuhan orang lain. Jadilah seorang penolong yang melakukan apa pun
yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya. Membantu pekerjaan orang lain
sungguh sangat indah. Seperti Yesus, Dia telah mengunjungi umatNya demikian
pula kehadiran kita di dunia ini, punya misi yang sama: merawat, mengunjungi
dan berbelaskasih pada sesama. Anda bersedia?
Senin 2
Kor1:1-7, Mzm 34; Mat 5:1-12
Mengalami
suka dan duka di dalam Kristus, itulah isi pewartaan St Paulus hari ini.
Kristus adalah kunci yang memampukan kita melihat penderitaan sebagai jalan
untuk mencapai keselamatan. Gembira saat menderita
Selasa Kis
11:21b-26;13:1-3;Mzm98; Mat 10:7-13
Barnabas dan
Paulus merupakan rasul-rasul awali yang diutus untuk mewartakan Injil kepada
bangsa-bangsa di luar bangsa Yahudi. Barnabas adalah orang baik, penuh dengan
Roh Kudus dan iman. Dari kisah ini kita menyadari betapa pentingnya peran Roh
Kudus.
Rabu, 2Kor
3:4-11; Mzm 99; Mat 5:17-19
Kehadiran
Kristus bukan untuk meniadakan hukum taurat, namun untuk menggenapinya.
Menggenapi tidak selalu menambah aturan, tetapi memperdalam sikap. Tidak hanya
sikap lahir yang diperhatikan, namun juga menyangkut sikap batin.
Kamis, 2Kor
3:15-4:1,3-6;Mzm 85; Mat 5:20-26
Bila orang
membiarkan diri dibimbing oleh Roh, maka ia semakin mampu menemukan cahaya
injil. Diperlukan pertobatan dan kasih
agar kita bisa mewartakan Injil
dengan baik. Justru yang perlu dibenahi sikap batin, hati, pikiran kita
agar lebih tertuju kepada Allah.
Jumat 2Kor
4:7-15;Mzm 116; Mat 5:27-32
Harta itu
adalah kemuliaan Tuhan, yang bersemayam di hati rasul yang merasa rapuh, tak
berdaya dan dicobai. Kita diajak tetap rendah hati dan sadar bahwa Tuhan
berperan dalam setiap tugas pelayanan kita.
Sabtu 2Kor
5:14-21;Mzm 103;Mat 5:33-37
Orang yang
telah mengalami arti perdamaian dengan Allah, seperti Paulus, akan terdorong
mewartakannya kepada semua orang. Hal itu bertujuan mengundang semua orang
untuk berani datang kepada Kristus, dan menimba sumber yang menyelamatkan itu
dariNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar