Turut berkontribusi dalam pengembangan kota Surabaya
yang mengusung Smart City, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melalui Badan Pengembangan dan
Pengelolaan Usaha (BPPU) bekerja sama dengan Lintasarta, perusahaan penyedia
komunikasi data dan internet. Kerja sama ini diwujudkan dengan peresmian ruang Co-Working Space di Gedung Research Center
ITS lantai tujuh, Rabu (20/9).
Pemotongan pita oleh Rektor ITS (kiri) dan Presdir Lintasarta menandai diresmikannya Ruang Co-Working Space (2) |
Co-Working
Space yang dibangun oleh Lintasarta dan BPPU ITS tersebut
dilengkapi dengan high-speed internet,
cloud service, managed service serta para ahli yang akan memberikan
mentoring kepada para tenant start-up.
Kerja sama ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah
dalam menumbuhkembangkan 1.000 start-up
di Indonesia.
Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD, dalam
sambutan peresmiannya menuturkan bahwa kerja sama yang dilakukan ini juga bertujuan
untuk mendukung kegaiatan Smart City
yang sedang digalakkan oleh pemerintah Kota Surabaya. “Pengembangan ini
menunjang program melek informasi
teknologi oleh Kota Surabaya,” ujar Joni.
Guru besar Departemen Teknik Lingkungan ini
mengatakan agar keeradaan Co-Working
Space ini bisa dimanfaatkan mahasiswa dalam memberikan sumbangsih ide
kreatif bagi kota Pahlawan. “Smart City
merupakam potensi besar dan merupakan trademark
kota Surabaya dan ke depannya Surabaya bisa menjadi percontohan bagi kota-kota
lainnya,” imbuhnya.
Joni berharap, dengan adanya Co-Working Space ini bisa membangkitkan gairah mahasiswa dalam menuangkan
ide-ide kreatif yang berharga.
Sementara itu, President Director Lintasarta, Arya
Damar mengatakan bahwa melihat besarnya potensi bisnis dari teknologi digital, seperti
e-commerce di Indonesia, maka menjadi
kewajiban bagi semua stakeholders
dalam negeri untuk mendukung agar Indonesia menjadi tuan rumah di negeri
sendiri. “Terutama dengan mendorong agar para start-up yang jumlahnya besar tersebut mau membuat dan
mengembangkan berbagai macam aplikasi yang dapat diterapkan di berbagai industry,”
tuturnya.
Rektor ITS bersama Presdir Lintasarta dan jajaran pimpinan ITS menyaksikan ruang Co-Working Space yang baru diresmikan |
Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar untuk
menciptakan berbagai aplikasi digital seperti mobile application, karena memiliki sumber daya manusia (SDM),
terutama generasi muda yang jumlahnya sangat besar dan tidak kalah kualitasnya
dengan SDM negara-negara lain. Peluang keberhasilan mengembangkan perangkat
lunak oleh SDM Indonesia lebih besar daripada keberhasilan mengembangkan
perangkat keras, karena kendala terbesarnya adalah adanya keterbatasan dana
untuk melakukan research &
development (R&D).
Menanggapi sambutan Rektor ITS sebelumnya, Arya mengatakan
bahwa Lintasarta sebagai perusahaan swasta juga ingin memberikan sumbangsih
dalam pembangunan bangsa, yakni dengan mengembangkan start up yang juga bisa mendukung Smart City. Melalui pembangunan Co-Working
Space ini diharapkan semua mahasiswa ITS bisa berkontribusi dalam industri.
“Lintasarta akan membantu pengembangan ide mahasiswa melalui mentoring dan
pelatihan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Arya mengatakan bahwa mahasiswa adalah
sumberdaya manusia yang memiliki daya saing yang tinggi namun sering terhambat
pada pengetahuan tentang pasar dan operasional. “Lintasarta akan siap untuk
membantu mahasiswa dalam melihat pasar, pembiayaan dan operasional start up khususnya yang mendukung Smart City,” ujar Arya menambahkan.
Pada saat yang bersamaan ini juga diselenggarakan Lintasarta Appcelerate Program yaitu
ajang kompetisi membuat rencana bisnis dalam bentuk inovasi produk atau
aplikasi digital, seperti mobile
application, yang memiliki nilai bisnis atau dapat diterapkan untuk
berbagai sektor industry seperti smart
city, banking, financial, oil & gas, plantation, manufacture, e-health,
logistic, transportation, maritim dan tourism.
Lintasarta Appcelerate di ITS telah dimulai sejak 1
Juni 2017 lalu dan dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan yang meliputi kick off program, pengumpulan proposal
dari peserta, seleksi proposal dan presentasi di hadapan dewan juri panelis
yang berasal dari ITS dan Lintasarta. Puncaknya atau babak final dengan
pengumuman pemenang akan dilakukan pada bulan November 2017.
Ketua BPPU ITS, Dr Ir I Ketut Gunarta MT mengatakan
bahwa kompetisi ini adalah salah satu bagian proses penyaringan ide. Selanjutnya
yang terpilih akan melalui proses validasi dan didampingi agar bisa bersaing
dan masuk pasar untuk mengisi pasar digital yang peluangnya semakin besar ini. “Co-Working Space yang dibangun berkat
dukungan dari Lintasarta ini membuat ITS Research Center menjadi fasilitas pengembangan
Start-Up menjadi lebih baik,” ungkap
Gunarta.
Peserta kompetisi ini adalah kelompok dengan
anggota terdiri dari 4 sampai 6 orang yang merupakan sivitas akademika dari ITS
(S-1, S2, S3) dan alumni ITS. Saat ini sudah terpilih 10 start-up binaan BPPU ITS yang masuk dalam masa inkubasi dan
akselerasi Lintasarta Appcelerate dalam kurun waktu yang sudah ditetapkan. Ke-10
start-up tersebut membuat aplikasi
solusi untuk Smart City.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar