Kekayaan material alam Indonesia telah menstimulasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai kampus teknologi untuk
bisa menciptakan produk yang inovatif khas Indonesia. Menanggapi tantangan
tersebut, mahasiswa Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS pun
terinspirasi untuk menciptakan produk alat musik gitar yang berbahan bambu dan
rotan laminasi.
Keunggulan gitar ini adalah karena
terbuat dari rotan dan bambu laminasi, sehingga lebih ringan dan tipis
dibanding bahan sintetis pada umumnya serta terlihat lebih estetis. Alhasil,
karena menggunakan material beda dari gitar biasanya, suara yang dihasilkan
yang berasal dari bahan bambu itu pun terdengar cukup khas.
Primaditya SSn MDs, salah seorang dosen
yang ikut membimbing dalam proyek ini menerangkan, tren industri produk kini
mulai bergeser ke produk yang menggunakan material alam yang lebih indah dan sustainable dibanding material seperti
plastik atau metal. “Selera pasar sekarang ini lebih mengarah ke hal-hal yang
eksklusif dan tidak pasaran,” ujarnya.
Hal tersebut yang akhirnya mendorong
empat mahasiswa Despro yang didampingi oleh Primaditya untuk berinovasi dengan
bambu sehingga terciptalah gitar bamboo tersebut. “Materialnya memang dipilih khusus
supaya mencirikan Indonesia, yaitu rotan dan bambu petung, bambu yang
diameternya paling besar dan hanya ada di Indonesia,” jelas dosen yang biasa
dipanggil Prima ini.
Sementara untuk teknologi pengolahan
bambu dan rotan laminasi dibuat layaknya kerajinan buatan tangan, sehingga
tidak menghilangkan ciri khas Indonesia. “Penggunaan teknologi ini untuk
mempercepat dan mempermudah proses produksi skala besar,” ungkap Fany Basa,
salah satu mahasiswa yang terlibat proyek.
Menurut Fany, salah satu kesulitan
pembuatan produk ini terletak pada lengkungan yang harus dibuat dari bambu.
Bambu bersifat keras dan memiliki banyak tulang, sehingga rawan pecah atau
retak apabila digunakan untuk bagian lengkung. “Di samping itu, rotan yang
berukuran cukup besar juga memerlukan treatment
tersendiri agar bisa menciptakan bentuk yang unik,” lanjutnya.
Meskipun terbilang cukup susah, produk
buatan Fany Basa dan rekan-rekannya ini sempat berhasil memikat hati Menteri Kelautan
dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti ketika pameran dalam rangka Dies Natalis ITS
ke-57. Bahkan Presiden Joko Widodo saat pameran di produk inovasi di Grandcity,
Surabaya, beberapa waktu lalu. Mereka benar-benar menyambut baik kehadiran gitar
bambu yang dinamai gitar traveller tersebut.
“Setelah dapat tanda tangan Pak Jokowi
dan Bu Susi, ternyata Bu Susi tertarik dengan produk ini, jadi beliau memesan
dua buah gitar traveller seperti
ini,” aku mahasiswa angkatan tahun 2012 itu dengan wajah sumringah.
Bersama dengan gitar bambu, kata Prima, ke depannya
tiga produk lainnya akan bekerja sama dengan Industri Kecil dan Menengah (IKM)
untuk produksi massal dengan transfer teknologi. “Semoga tahun depan sudah bisa
mulai diproduksi massal,” tandasnya penuh harap. Saat ini, tambahnya, proyek
gitar bambu berada di bawah program penelitian Calon Perusahaan Pemula Berbasis
Teknologi (CPPBT) yang dinaungi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi (Kemenristekdikti).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar