Performa Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya dalam melakukan publikasi penelitian ilmiah terus
melejit. Ini terbukti dari penilaian Scopus, salah satu situs pengindeks jurnal
terpopuler di dunia, yang mencatat ITS sebagai perguruan tinggi dengan jumlah
publikasi terbanyak kelima di Indonesia. Tak hanya itu, ITS juga menduduki
peringkat kedua nasional dalam kecepatan publikasi ilmiah.
Peringkat ini diperoleh berdasarkan perbandingan jumlah publikasi ilmiah antar perguruan tinggi dan institusi di Indonesia. ITS menempati tangga kelima mengejar Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Pertanian Bogor (IPB). Di urutan keenam terdapat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang saling berkejaran dengan ITS dalam hal jumlah.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Msayarakat (LPPM) ITS, Prof Dr Adi Soeprijanto MT, mengungkapkan bahwa jumlah
publikasi hasil penelitian merupakan salah satu parameter pembanding
produktivitas suatu perguruan tinggi. “Publikasi itu menjadi tolok ukur dari
bergairahnya aktivitas penelitian di sebuah perguruan tinggi,” tuturnya.
Terhitung sejak tahun 1961 hingga
sekarang, ITS telah memiliki publikasi ilmiah terindeks Scopus sebanyak lebih
dari 2.700 dokumen dengan jumlah penulis berafiliasi berjumlah 1.246 orang.
“Jumlah tersebut terus naik dengan rata-rata pertumbuhan lima tahun terakhir
sebanyak 39,06 persen,” ungkap pria yang akrab disapa Adi ini.
Sebagian besar publikasi ITS merupakan
artikel jurnal yakni sebesar 53,90 persen, sedangkan publikasi dalam bentuk
makalah proceeding seminar sebesar
43,91 persen. Kontributor terbanyak di ITS yang terlihat dari subjek bidang
ilmu publikasinya adalah teknik, ilmu komputer, fisika dan astronomi, ilmu bumi
dan planet, serta ilmu material.
Adi mengungkapkan, selain
mempublikasikan hasil penelitian, ITS juga mengelola dan menerbitkan jurnal
ilmiah terakreditasi. Pada tahun 2017, total terdapat 35 jurnal ilmiah yang
dikelola dan diterbitkan oleh LPPM. Beberapa jurnal tersebut telah terindeks
secara global, seperti oleh Google Scholars, Indonesian Publication Index
(IPI), dan Crossref.
Bahkan, jurnal tersebut juga menjadi
publikasi resmi dari masyarakat ilmiah Indonesia dalam bidang keilmuan
tertentu, seperti Indonesian Chemical
Society. “Tentunya dengan adanya akses terbuka untuk para peneliti dari
beragam keilmuan yang hendak mempublikasikan hasil paper-nya,” jelas Adi lagi.
Untuk menggenjot jumlah publikasinya,
ITS juga berkolaborasi dengan beberapa lembaga di dalam dan luar negeri seperti
Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Kumamoto University dan National Taiwan
University of Science and Technology (NTUST).
Profesor dari Departemen Teknik Elektro ini juga
menyampaikan, publikasi juga turut andil dalam menentukan peringkat ITS.
Sebagaimana dilansir dari laman resmi Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), indikator keempat dari peringkat tak lain
adalah research citation per faculty
member. Poin penilaian ini terkait seberapa banyak paper di sebuah jurnal yang disitasi oleh peneliti di jurnal lain.
“Untuk itu publikasi itu penting. Karena Semakin banyak karya tulis dosen
dikutip oleh peneliti lain, semakin banyak pula skornya,” pungkas Adi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar