Peningkatan jumlah reklame, khususnya di
wilayah Surabaya, kerap menimbulkan permasalahan baru. Pasalnya, hal ini
seringkali tidak diimbangi dengan pajak pemasukan reklame ke pemerintah. Beranjak
dari masalah tersebut, tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Komputer ITS
menciptakan aplikasi Siklame sebagai solusinya.
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Yusuf
Umar Hanafi, Dito Prabowo dan Wahyu Santoso. Ketua tim aplikasi siklame, Yusuf
Umar Hanafi menjelaskan bahwa penyebab dari masalah pajak reklame ini lantaran
kurangnya kesadaran dari pihak pembayar pajak. “Untuk itu perlu adanya petugas
yang dikerahkan guna mendata apakah pajak reklame sudah dibayarkan atau
mengecek jangka waktu berlakunya pajak tersebut,”ujarnya.
Seperti diketahui, pendataan pajak
reklame oleh petugas saat ini masih berbasis paper sehingga membutuhkan proses yang cukup lama. “Bayangkan jika
di setiap daerah terdapat lebih dari 10 reklame, petugas akan kesulitan untuk
mendatanya sekaligus memakan banyak waktu,” tutur mahasiswa yang biasa disapa
Yusuf ini.
Dengan diciptakannya aplikasi Siklame
ini, lanjutnya, tentu akan memberikan kemudahan bagi petugas dalam melakukan
pendataan reklame. Prosesnya dimulai dari pihak reklame mengajukan izin ke
dinas yang terkait. Kemudian pihak dinas memasukkan data reklame yang diizinkan
untuk dipasang. Petugas hanya perlu memverifikasi data sesuai dengan input data dari dinas.
”Kemudahannya di sini dari segi
verifikasinya, petugas cukup memberikan tanda centang di aplikasi Siklame.
Selanjutnya petugas men-survey apakah
lokasi reklame yang dipasang sudah sesuai dengan data yang telah di-input sebelumnya di dinas,” papar Yusuf.
Selain verifikasi reklame, beber Yusuf,
aplikasi ini juga memuat fitur pembayaran pajak reklame secara online sekaligus pelaporan tindakan
reklame ilegal. “Misalnya, terdapat reklame yang tidak tercantum dalam data,
maka petugas akan memfoto lokasi reklame tersebut dan melaporkannya,” ungkapnya.
Mahasiswa angkatan 2016 ini berharap agar ke depannya
bisa mengembangkan aplikasi Siklame lebih lanjut. “Saat ini kesulitannya masih
terbatas pada koneksinya saja, tapi hal tersebut akan segera kami kembangkan
lagi,” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar