Banyak perubahan yang akan dilakukan
untuk sistem akreditasi perguruan tinggi di Indonesia dari yang selama ini
telah ada. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Majelis Akreditasi Badan Akreditasi
Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Prof Ir Dwiwahju Sasongko MSc PhD, pada
hari kedua Pertemuan Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH) se-Indonesia di
Gedung Pusat Riset Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis
(5/4).
Menurut pria yang akrab disapa Song ini,
beberapa perubahan harus dilakukan agar standar perguruan tinggi di Indonesia
nantinya bisa lebih meningkat, bahkan bisa bertaraf internasional.”Kalau saat
ini standar akreditasi nasional masih mengedepankan input, sedangkan standar internasional lebih pada output,” tutur dosen Teknik Kimia
Institut Teknologi Bandung (ITB).
Dijelaskan Song, perubahan yang akan
dilakukan di antaranya kelembagaan akreditasi berubah menjadi dua, yakni Badan
Akreditasi Nasional (BAN) yang akan melakukan akreditasi institusi dan Lembaga
Akreditasi Mandiri (LAM) yang akan melakukan akreditasi program studi sesuai
rumpun keilmuan.
“Kami perkirakan nantinya ada sekitar 10
LAM yang akan beroperasi di Indonesia, di antaranya LAM Kesehatan, LAM teknik,
dan lain-lain,” papar pria berkacamata ini. Perubahan tersebut, imbuh Song,
didasarkan pada UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang
menjelaskan Sistem Akreditasi Nasional (SAN).
Selain itu, ia kembali menjelaskan
sesuai Permenristekdikti Nomor 44 tahun 2015, tujuh kriteria akreditasi yang
mengacu pada Standar BAN-PT kini berubah menjadi sembilan kriteria yang mengacu
pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Kesembilan kriteria tersebut
adalah Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; Keluaran dan Dampak Tridharma;
Pendidikan; Penelitian; Pengabdian kepada Masyarakat; Mahasiswa; Sumber Daya
Manusia (SDM); Keuangan, Sarana dan Prasarana; Tata Pamong dan Kerjasama.
Pria yang memperoleh gelar sarjananya di
ITB ini juga menyampaikan beberapa perubahan yang akan diterapkan, seperti
halnya yang mulanya akreditasi menggunakan skala A sampai C akan berubah
menggunakan predikat baik, baik sekali, dan unggul. “Beberapa perubahan
tersebut rencananya akan diterapkan pada Oktober mendatang,” tegas lulusan
University of New South Wales, Australia ini.
Sementara itu, Rektor Institut Pertanian
Bogor (IPB) Dr Arif Satria SP MSi selaku moderator mengungkapkpan, diskusi
mengenai sejumlah isu yang terkait era disruption
yang dilakukan pada hari pertama sebelumnya, Rabu (4/4), menuntut perguruan
tinggi untuk lebih adaptif. “Kita seharusnya mampu menjadi kampus 5.0 tidak
hanya sekedar 4.0, sehingga kita akan menjadi trendsetter perubahan,” ujar rektor PTN termuda di Indonesia ini.
Pria yang akrab disapa Arif ini
mengimbuhkan, otomatisasi dan Internet of
Things (IoT) pada era ini mengakibatkan 3.900 pekerjaan hilang di Amerika,
akan tetapi 19.000 pekerjaan baru muncul. “Dinamika pekerjaan begitu cepat,
perguruan tinggi dituntut untuk semakin lincah, menyikapi hal tersebut
diharapkan proses akreditasi dari BAN-PT juga semakin adaptif,” seloroh pria
kelahiran Pekalongan, 17 September 1971 ini mengingatkan.
Pada penghujung materi, Song berharap
dengan adanya perubahan baik yang sudah atau yang akan diterapkan mampu
membangun budaya mutu di masing-masing perguruan tinggi. “Yang sebelumnya
perguruan tinggi terpaksa melakukan akreditasi karena diwajibkan, akan berubah
menjadi sukarela karena merasa telah membutuhkan akreditasi sebagai bentuk
penjaminan mutu kepada masyarakat,” pungkasnya.
Setelah selesainya penyampaian materi,
dilaksanakan juga penandatanganan perjanjian kerjasama antara ITS dengan
Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang pengembangan industri pupuk, dan
penandatanganan perjanjian kerjasama antara ITS dengan Institut Pertanian Bogor
(IPB) dalam bidang kelautan dan kemaritiman.
“Ini adalah contoh nyata solusi dari masalah
yang telah dirumuskan ketika penandatanganan nota kesepahaman antara 11 PTN-BH
kemarin (Rabu, red),” ungkap Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScEs PhD sesaat
sebelum dilakukan penandatanganan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar