Untuk lebih mempersiapkan mahasiswa memasuki
dunia kerja, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memperpanjang
jangka waktu kerjasama dengan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA.
Perpanjangan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antar kedua
belah pihak yang bertempat di Ruang Rektor ITS, Senin (2/4).
Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MScES PhD
mengungkapkan, kerjasama yang sudah berjalan lima tahun terakhir ini, perlu
dilakukan perpanjangan. Hal itu selaras dengan terbukanya peluang ITS untuk
bekerjasama melalui pengerjaan berbagai proyek yang diberikan oleh PT INKA. “Sebagai
contoh, banyak interior kereta api yang dikerjakan oleh Despro (Departemen
Desain Produk Industri, red) ITS,” tambahnya.
Joni menargetkan, perpanjangan kerjasama
ini dapat memperluas peluang mahasiswa ITS untuk bekerja di bidang industri.
Sehingga mereka mampu menunjukkan kapasitasnya dan dapat berinteraksi secara langsung
dengan dunia industri. “Pasti akan sangat berbeda saat mahasiswa dapat belajar
langsung di lapangan, bukan sekedar menerima materi di bangku kuliah,” ujar rektor
berdarah sunda tersebut.
Selanjutnya, Manajer Umum dalam bidang Sumber
Daya Manusia PT INKA, Puguh Dwi Tjahjono mengungkapakan, sebagai salah satu
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), INKA merasa perlu memberikan kontribusi bagi
lingkungan, khususnya di bidang pendidikan, melalui kerjasama dengan SMK dan universitas
di seluruh Indonesia.
“Kami sebagai industri kereta api negara
ingin mengangkat kemampuan setiap lapisan pendidikan, contohnya di ITS ini,”
jelasnya dengan didampingi Senior Manager Risk Management and Legal Department
PT INKA, Rochmad Agung Widodo.
Di sisi lain, ia melihat bahwa ITS memiliki
banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti halnya mobil listrik. Ke depan,
ia juga ingin melakukan kerjasama dalam pengembangan trem di wilayah Surabaya. “Sehingga
nantinya, ITS bisa menjadi embrio pengembangan transportasi di perkotaan,” imbuhnya.
Ia juga menambahkan, kerjasama ini bertujuan
untuk mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan
begitu akan lebih sedikit waktu yang dibutuhkan untuk melakukan masa orientasi
bagi karyawan. “Harapannya, setelah belajar di dunia industri, mereka
mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk bersaing di dunia kerja
nantinya,” pungkas Puguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar