Berawal dari keprihatinan terhadap punahnya beberapa
bahasa daerah di Indonesia, tiga mahasiswa Departemen Teknik Informatika
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merancang aplikasi bernama
AkuNusa. Aplikasi inovatif ini mengajak masyarakat untuk ikut melestarikan
bahasa daerah di nusantara ini.
Ketiga mahasiwa tersebut ialah Cornelia Natasha, John
Harison, dan Ivander William. Saat ini tercatat sebanyak 709 bahasa daerah di
Indonesia. Namun, saat ini dari jumlah tersebut sebanyak 139 bahasa sudah
terancam punah. “Globalisasi yang menjamur di kalangan generasi muda Indonesia
juga mulai memudarkan bahasa daerah dari kehidupan sehari-hari kita,” ungkap Ivander,
salah satu anggota tim.
Untuk itulah, ketiga mahasiswa ini merancang aplikasi
sederhana yang dapat digunakan pada telepon pintar atau smartphone. Pada aplikasi ini, terdapat pilihan bahasa daerah dari
berbagai pulau di Indonesia. Di dalam setiap pilihan bahasa terdapat materi dan
ujian untuk menunjang pembelajaran.
Ivander menambahkan, materi yang disajikan ini
nantinya akan sangat berguna untuk mengerjakan soal ujian. “Terdapat tiga
tingkat pembelajaran, apabila pengguna berhasil mengerjakan ujian dengan nilai
minimal 60, pengguna dapat lanjut ke tingkat yang lebih tinggi,” jelas
mahasiswa asal Medan ini.
Selain itu, imbuhnya, aplikasi AkuNusa juga dilengkapi
fitur makanan khas dan tempat wisata daerah guna meningkatkan ketertarikan
pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut. “Generasi muda kini lebih suka
yang praktis, tidak bertele-tele. Aplikasi ini akan mempermudah mereka dalam
mempelajari bahasa sekaligus budaya daerah dalam satu tempat,” tutur mahasiswa angkatan
2016 ini.
Ivander berharap, aplikasi ini dapat meningkatkan
minat masyarakat Indonesia dalam mempelajari bahasa daerah. “Diharapkan pula
bangsa Indonesia dapat lebih sadar dengan budaya Indonesia karena itu merupakan
identitas mereka,” tegasnya.
Untuk pengembangan selanjutnya, mereka ingin mencoba
mengaplikasikan fitur dan teknologi terbaru. “Misalnya dengan pemakaian suara,
karena tiap daerah memiliki dialek yang berbeda,” tambah John, anggota tim
lainnya. Selain itu, tim ini juga berharap bisa mendapatkan dukungan untuk memperoleh
hak paten terkait aplikasi edukatif tersebut.
Sebelumnya, tim ini juga berhasil mengusung
aplikasi AkuNusa tersebut merebut juara dua dalam kompetisi Multimedia and Game
Event 4 (MAGE 4) cabang lomba Application (App) di kampus ITS, pertengahan
November lalu. (HUMAS ITS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar