Berbagai inovasi di bidang kelautan karya Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menarik minat Menteri Perhubungan Republik
Indonesia (Menhub RI), Budi Karya Sumadi, untuk langsung berkunjung ke kampus
Pahlawan ini, Jumat (30/11). Salah satunya yang paling menarik perhatian Menhub
adalah kapal bambu Baito Deling.
Kehadiran di ITS ini merupakan rangkaian kunjungan
kerja dalam rangka Dialog Nasional 35 Indonesia Maju di Malang dan Penggalangan
Dana acara Act & Pray for Palu di
Hotel Ciputra World Surabaya pada hari yang sama.
Dalam diskusi singkat antara Menteri Perhubungan
bersama Wakil Rektor II ITS Ir Heppy Kristijanto MS, Budi Karya Sumadi
mengungkapkan bahwa ketertarikannya akan inovasi ITS yang mampu membuat kapal
dari bambu secara keseluruhan. Bahkan ia tertarik untuk menjadikan kapal bambu
ITS tersebut sebagai bagian dari kearifan lokal, terkhusus di kawasan wisata
seperti Danau Toba dan lain halnya.
Kapal bambu ITS, menurut Budi, nantinya diharapkan
dapat menjadi stimulus pengembangan kapal bambu di seluruh Indonesia sebagai
alternatif pengganti kapal kayu nelayan yang telah mengalami kelangkaan dalam
pengadaan bahan bakunya. Hal ini tak terlepas dari sifat bambu yang sangat
mudah ditanam dan memiliki kriteria yang baik untuk dijadikan bahan baku kapal.
“Sekarang ini, kita masih menggunakan kayu (untuk membuat kapal, red) yang
notabene sulit karena kayu yang semakin langka dan mahal,” ujar alumnus UGM ini.
Menhub mencoba mendalami lebih lanjut terkait
perkembangan karya inovasi mahasiswa dan sivitas akademika ITS di bidang transportasi
laut melalui presentasi inovasi di gedung National Ship Design and Engineering
Center (NaSDEC) ITS. Di NaSDEC, salah satu rancangan akan kapal Danau Toba yang
tepat guna. Ia senang karena merasa terbantu akan pemikiran-pemikiran ITS yang
mencoba untuk menyelesaikan permasalahan perkapalan di Indonesia.
Dikatakannya, saat ini industri perkapalan dituntut
untuk mampu menyediakan kapal yang tepat guna, namun dalam penerapannya masih
ada banyak sekali permasalahan. Misalkan saja, kapal Danau Toba yang ada saat
ini dengan tiga dek dinilai masih sangat berbahaya. “Namun, kontribusi ITS
untuk merancang desain kapal wisata Danau Toba yang aman ini membuat kami
merasa sangat terbantu dalam menyelesaikan sebagian dari daftar permasalahan
yang harus kami selesaikan,” ungkap pria kelahiran Palembang ini.
Dalam hal ini, Budi memberi tantangan kepada para peneliti
untuk tidak hanya berinovasi, melainkan juga mempertimbangkan cara menekan angka
biaya pembuatan kapal seoptimal mungkin. Hal ini bertujuan untuk menjadikan
inovasi yang dicetuskan tidak sia-sia dan tepat guna, sehingga dapat diterapkan
di masyarakat.
“Tantangan riset dewasa ini adalah bagaimana
menciptakan inovasi yang seimbang dengan ekonominya, karena jika pengeluaran
dalam hal biaya tidak seimbang maka akan sulit untuk diterapkan secara massal,”
ujarnya mengingatkan.
Selain melihat desain kapal bambu Baito Deling di
Laboratorium Hidrodinamika, Menhub juga meninjau prototype kapal cepat tak
berawak milik Tim Barunastra ITS, fasilitas pendeteksi instalasi bawah laut
otomatis AISITS, dan beberapa desain kapal inovatif yang sedang dikembangkan
oleh tim NaSDEC ITS. (HUMAS ITS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar