Memasuki era industri 4.0, transportasi menjadi unsur
penting dalam penunjang kehidupan masyarakat. Kecepatan dalam segala hal
menjadi kebutuhan utama bagi setiap orang. Menanggapi hal ini, PT Industri
Kereta Api (Persero) (INKA) adakan kuliah tamu tentang kereta cepat bagi
mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Ruang Sidang Departemen
Teknik Sipil pada Selasa (6/11).
Acara yang merupakan bagian dari program INKA Goes to Campus ini dihelat dalam rangka
sosialisasi PT INKA kepada para mahasiswa tentang sebuah wujud transportasi
masa depan. Mengangkat tema Mewujudkan Mimpi Menuju Sarana Transportasi
Masa Depan, PT INKA memfokuskan bahasannya mengenai program kereta cepat
Indonesia. Sarana transportasi ini dianggap menjadi sebuah solusi masa depan
dari berbagai masalah-masalah transportasi yang terjadi.
Selain mengatasi permasalahan transportasi, kereta
cepat juga dibutuhkan disebabkan adanya transformasi budaya masyarakat modern.
Kecepatan dalam segala hal menjadi syarat utama untuk tetap dapat mengikuti
zaman teknologi digital ini. Termasuk dalam hal transportasi yang menjadi
penentu efisiensi aktivitas sehari-hari masyarakat.
Menurut Direktur Utama PT INKA, Ir Noviantoro, program
kereta cepat ini hangat diperbincangkan di kalangan pemerintah. Imbauan untuk
mengeksekusi program ini dalam waktu dekat terus diterima oleh PT INKA. Pemerintah
saat ini sangat menyoroti dan serius menggarap program ini. “Hal ini merupakan
sebuah peluang besar bagi suksesnya mimpi transportasi masa depan,” ujar pria
asal Bojonegoro itu.
Namun sayangnya, imbuh Noviantoro, hal ini tidak
diimbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Dibutuhkan banyak SDM
profesional untuk turut berkontribusi membantu program kereta cepat ini.
Noviantoro pun mengaku terus mengusahakan pemberdayaan SDM melalui beberapa
programnya.
Ia menuturkan bahwa sosialisasi seperti seminar di ITS
ini akan terus diadakan nantinya. “Kami membutuhkan bantuan dari perguruan
tinggi untuk melakukan berbagai riset untuk menunjang program ini,” terang pria
kelahiran tahun 1960 itu di hadapan para mahasiswa ITS.
Turut hadir juga pada kuliah tamu ini, Dekan Fakultas
Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian (FTSLK) ITS, IDAA Warmadewanthi ST MT PhD
untuk memberikan sambutan pembukaan. Ia menuturkan bahwa mahasiswa diharapkan
dapat mengetahui teknologi baru terutama yang tengah dikembangkan oleh PT INKA.
“Guna meningkatkan keahlian yang ditekuni mahasiswa, diperlukan kerja sama
dengan berbagai pihak seperti halnya PT INKA ini,” tandasnya.
Alumnus National Taiwan University of Science and
Technology (NTUST) ini menjelaskan bahwa ITS saat ini sudah berada pada
Pendidikan Berbasis Laboratorium (Laboratory
Based Education). Ini berarti, ujung tombak pengembangan kurikulum institut
berada pada aktivitas di dalam laboratorium. “Dengan hal ini, diharapkan
pengembangan wawasan dan berbagai kerjasama dengan PT INKA ini dapat membantu
berhasilnya sistem pendidikan tersebut,” tukas dosen Teknik Lingkungan ini.
Noviantoro kembali menerangkan bahwa program ini ia
targetkan akan dimulai proses produksinya pada tahun 2025 mendatang. Sedangkan
peluncuran produk sebagai transportasi masal ditargetkan maksimal lima tahun
setelahnya, yakni tahun 2030. Dengan ini, ia mengajak beberapa perguruan tinggi
untuk meningkatkan riset berdasar bidang masing-masing.
ITS sendiri, lanjutnya, mendapat beberapa bidang
khusus terkait risetnya untuk mendukung program ini. Di antaranya adalah review engineering desain car body & instalasi komponen, review engineering desain jendela, review engineering desain bogie, serta review design sistem interior. “Hasil riset inilah yang nantinya
akan direalisasikan oleh PT INKA untuk menjadi produk utuh kereta cepat,” tegas
alumnus Teknik Sipil ITS itu.
Melalui seminar ini, diharapkan bisa menjadi
wawasan baru bagi mahasiswa untuk dapat membantu berkontribusi mewujudkan
kereta cepat di Indonesia. “Melalui kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi,
kami (PT INKA, red) berharap pada tahun 2030 masyarakat Indonesia sudah bisa
menikmati kereta berkecepatan 300 hingga 400 km perjam,” tutur peraih
Penghargaan Teknik Industri Kreasi Indonesia 2003 itu. (HUMAS ITS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar