Laman

Rabu, 20 Maret 2019

Dua Mobil Prototipe Spektronics Siap Harumkan ITS

Lagi, tim unggulan mobil prototipe Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Spektronics, siap untuk merebut gelar juara dalam ajang Malaysia Chem-E-Car Competition 2019 dan  Indonesia Chem-E-Car Competition (ICECC) 2019. Untuk persiapan di dua ajang tersebut, tim yang sudah mengharumkan nama Indonesia berkali-kali ini meluncurkan dua mobil terbaru berbahan bakar kimia, yakni  Spektronics 17 dan Spektronics 18 di gedung Departemen Teknik Kimia ITS, Selasa (19/3).


Tim Spektronics 17 merupakan tim yang dipersiapakan berlaga dalam Malaysia Chem-E-Car Competition 2019 di Melaka, Malaysia pada 30-31 Maret 2019 mendatang. Team Leader Spektronics 17, Ronal Marada Pakpahan menyatakan bahwa nantinya terdapat dua tantangan yang akan diujikan di ajang bertaraf internasional tersebut. 

Pertama, mobil prototipe tersebut harus bisa untuk berjalan dan menendang bola, sehingga bisa menjatuhkan sejumlah benda berupa pin yang berada di depannya. Kemudian yang kedua, mobil prototype berwarna putih tersebut juga dituntut untuk bisa melaju dan menendang bola hingga masuk pada gawang dengan jarak tertentu.

Menurut Ronal, mobil Spektronics 17 tersebut menggunakan baterai sebagai sumber energi utama. Namun, baterai yang digunakan merupakan inovasi konfigurasi bernama Zinc-Air Fertilizer Battery yang ramah lingkungan, karena elektrolitnya menggunakan pupuk Zwavelzure Ammoniak (ZA) yang banyak dijumpai di masyarakat. 

Selain hal itu, mobil berbobot 1.050 gram tersebut juga dilengkapi dengan dua alat penggerak. “Satu digunakan untuk menggerakkan mobilnya, satunya lagi untuk menggerakkan pelempar bolanya,” jelas mahasiswa Departemen Teknik Kimia tersebut.

Sementara, tim yang membawa mobil Spektronics 18 merupakan tim yang sudah dikhususkan untuk bertempur membawa kemenangan dalam ICECC 2019 yang akan diselenggarakan di kampus ITS, pada 21-23 Maret 2019. 

Team Leader Spektronics 18, Widi Citra menyatakan, mobil bewarna merah tersebut akan ditantang dengan melaju sejauh 14 sampai 24 meter dan berhenti pada tempat yang telah ditentukan oleh panitia. Oleh karena itu, ketelitian dalam mengatur untuk membuat mobil menjadi berhenti di tempat yang tepat sangat diperhatikan pada tantangan ini.

Dikatakan Widi, sama seperti Spektronics 17, mobil prototipe yang akan dibawa timnya ini juga menggunakan baterai sebagai sumber energi utama. “Yang membedakan pada baterai Spektronics 18 ini adalah digunakannya konfigurasi semi dry-cell Aluminium-Air battery,” jelas gadis berhijab ini. 

Hal ini, menurut Widi, karena selain ramah lingkungan, baterai tersebut juga memiliki keunggulan pada elektrolitnya. “Pasalnya, elektrolit yang digunakan lebih sedikit, namun mampu menghasilkan perbandingan energi yang lebih besar dari baterai biasa digunakan,” imbuh mahasiswi berkacamata ini. Dengan perlakuan khusus, baik baterai dari Spektronics 17 maupun Spektronics 18 bisa digunakan ulang, sehingga lebih eco-friendly dalam penggunaannya.

Kepala Departemen Teknik Kimia ITS, Juwari ST MEng PhD, mengaku bangga atas semua keberhasilan tim Spektronics selama ini. Memang yang dibuat sekarang ini masih dalam bentuk prototipe atau banyak yang menyebutnya sebagai mobil-mobilan. Namun sebenarnya yang dikembangkan ini merupakan mobil masa depan. “Prestasi yang telah kita raih juga cukup mendunia, karena itu suatu saat mobil ini memiliki kemungkinan juga untuk terwujud nyata di masyarakat,” ungkapnya bangga. (HUMAS ITS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar