Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali akan
meluluskan para mahasiswanya melalui gelaran upacara Wisuda ke-119 di Graha
Sepuluh Nopember ITS, pada 16-17 Maret 2019. Dalam gelaran selama dua hari
berturut-turut ini, ITS akan mewisuda sebanyak 1.396 mahasiswa dari program
studi Diploma (D3 dan D4), Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3).
Pada perhelatan wisuda kali ini, jumlah wisudawan
terbanyak didominasi dari Departemen Teknik Elektro sebanyak 130 mahasiswa.
Sementara untuk wisudawan peraih predikat cum
laude atau lulus dengan pujian mencapai 277 orang, dengan 28 orang di antaranya
merupakan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi.
Wisudawan tertua kali ini berasal dari program
Doktoral (S3) Departemen Arsitektur atas nama Joyce Martha Widjayadi di usia 66
tahun 11 bulan. Sedangkan wisudawan termuda atas nama Salsabilla Annisa
Rengganis di usia 21 tahun 4 bulan dari program Sarjana (S1) Departemen Teknik
Sistem Perkapalan.
Prestasi membanggakan dicatatkan oleh Gilbert Widjojo,
mahasiswa dari Departemen Kimia Fakultas Sains yang dinobatkan sebagai
wisudawan terbaik dari jenjang sarjana. Ia peraih indeks prestasi kumulatif
(IPK) tertinggi untuk jenjang sarjana, yakni dengan IPK sebesar 3,96 atau
mendekati sempurna. Menariknya lagi, capaian tersebut diperolehnya hanya dalam
masa studi selama tujuh semester saja atau 3,5 tahun. Pria yang murah senyum
ini akan diwisuda pada hari Sabtu (16/3) nanti.
Tak berhenti di situ, mahasiswa yang lahir pada 14
November 1996 ini selama berada di bangku kuliah juga telah memberikan
sumbangsihnya kepada ITS lewat prestasi-prestasi yang telah direngkuhnya. Salah
satunya lewat Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON-MIPA)
bidang Kimia di tingkat perguruan tinggi nasional. Dari ajang ON-MIPA tersebut,
mahasiswa asal Surabaya ini berhasil meraih berbagai penghargaan seperti, honorable mention pada 2016, bronze medal pada 2017, dan silver medal pada 2018.
“Keinginan untuk berprestasi sudah saya pegang sejak
awal masuk kuliah, namun bukan berarti saya kemudian menghabiskan waktu untuk
belajar saja. Saya hanya selalu mencoba manjadi pribadi yang mau berubah lebih
baik ke depannya, karena itu kunci untuk mendapatkan hasil terbaik,” ungkap
mahasiswa yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa
Kimia (Waka Himka) ITS ini.
Oleh karena itu, bagi pemuda berkacamata ini
menyelaraskan kehidupan akademik dan nonakademik sangatlah penting. Sebab
keduanya berperan dalam proses perubahan dirinya menjadi lebih baik, sehingga
bukan hal mustahil untuk menjalankan keduanya secara seimbang. Contoh penerapan
kecil yang sering dilakukannya adalah saat waktunya kuliah atau belajar, ia harus
memanfaatkan waktu itu untuk belajar saja. Karena pasti ada waktu senggang
lainnya yang bisa digunakan untuk menyelesaikan urusan di luar akademik.
“Saat itu saya pernah tengah disibukkan dengan
persiapan ON-MIPA, tapi di sisi lain ada tanggung jawab menjadi panitia Quick and Smart National Chemistry Challenge
di departemen. Namun saya tetap mencoba menjalankannya seseimbang mungkin, dan
puji Tuhan keduanya dapat berjalan lancar,” tutur bungsu dari tiga bersaudara yang
fokus pada kimia katalis ini.
Tak ketinggalan pula, ada beberapa mahasiswa
asing yang telah menuntaskan pendidikannya di ITS. Mereka semua tersebar di
beberapa jenjang, mulai dari dua mahasiswa S1, lima mahasiswa S2, dan satu
mahasiswa S3. Antara lain berasal dari Tanzania, Malaysia, India, Palestina,
Pakistan, Yaman, Zimbabwe, dan Timor Leste. (yok/HUMAS ITS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar