Alunan merdu nan rancak dari alat musik tradisional
khas Negeri Sakura Jepang bergema memenuhi Plaza dr Angka, kampus Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Senin (4/3). Penampilan penuh semangat oleh
grup musik asal Jepang, AUN J Classic Orchestra yang dikemas dalam bentuk konser
mini tersebut sebagai bagian dari peringatan atas hubungan diplomatik antara
Jepang dan Indonesia yang telah berlangsung selama 81 tahun.
Sebagai bentuk peringatan hubungan diplomatik kedua
negara ini, AUN J yang kali ini hanya diwakili tiga orang ini memperkenalkan
budaya tradisional Jepang melalui alat musik khas mereka. Selain itu, acara
yang bertajuk konser klasik orkestra ini, juga diharapkan sebagai sarana
memperdalam pemahaman masyarakat Indonesia serta memperkuat hubungan antara
kedua negara ini.
Konser klasik ini memperkenalkan suatu hal yang cukup
unik. AUN J mengkomposisi ulang alat musik tradisional Jepang yang biasanya
tidak dimainkan bersama. Alat musik tradisional ini dikolaborasikan menjadi
satu unit khusus alat musik yang mengutamakan karakter musiknya sendiri.
Karakter musik ini dikolaborasikan dengan bagus, sehingga mudah dimengerti,
indah, dan simpel.
Ketiga personel yang hadir adalah Ryohei Inoue sebagai
pemain Wadaiko (alat musik perkusi), Kohei Inouei sebagai pemain Shinobue (alat
musik tiup) dan Shamisen (alat musik petik), serta Ishigaki Seiyama yang
memainkan Shakuhachi (alat musik tiup). Ketiganya sukses membuat raut wajah
penonton menjadi gembira dan penuh semangat. Setiap AUN J melantunkan alat
musiknya dengan cara unik dan gaya yang tidak biasa langsung diiringi tepuk
tangan meriah dari para penonton yang hadir, baik mahasiswa maupun dosen dan
karyawan.
AUN J sendiri sebenarnya terdiri dari delapan
personel. Namun untuk penampilannya di Surabaya kali ini, AUN J hanya diwakili
tiga orang. “Kali ini kami hanya tampil bertiga dulu, untuk melihat respon dari
masyarakat Indonesia, terutama Surabaya terhadap penampilan AUN J,” ungkap Ishigaki
Seiyama memberi alasan. Bila responnnya sangat bagus, ada kemungkinan ke depan
mereka akan kembali ke Indonesia dengan full
team.
Kohei dan tim memang sudah teruji memperkenalkan alat
musik tradisional Jepang ini dalam bentuk yang menarik. Tim yang berdiri sejak tahun
2008 ini telah berkeliling ke lebih dari lima negara di ASEAN, termasuk
Indonesia.
Dalam sambutannya, Konsulat Jenderal Jepang di
Surabaya, Masaki Tani, menanggapi pergelaran konser ini dengan antusias. Konser
yang diprakarsai oleh Konsulat Jepang kerja sama dengan ITS, Surabaya Nihon
Matsuri, dan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya ini diharapkan mampu
menjadi jembatan yang memperkuat hubungan antar kedua negara dengan pengertian
yang lebih kuat.
Beliau juga ingin agar semua penonton dapat menikmati
penampilan AUN J, sehingga hubungan emosional kedua negara terasa lebih dekat.
“Saya harap konser ini menguatkan ikatan persahabatan kedua negara sehingga
menjadi lebih baik lagi,” tutur Masaki Tani.
Sementara itu, Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana
MScES PhD yang turut hadir menyaksikan, juga mengungkapkan agar dengan adanya
pertunjukan seperti ini dapat lebih mempererat hubungan ITS dengan
universitas-universitas yang ada di Jepang. Apalagi, kerja sama dalam bentuk
budaya seperti ini dirasa masih jarang dilakukan di ITS. “Dengan adanya kerja
sama pertunjukan budaya seperti ini saya harapkan dapat menarik minat mahasiswa
ITS untuk lebih belajar budaya, baik Indonesia maupun Jepang,” ujarnya. (dik/HUMAS ITS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar